![]() |
Ust. Ahmad Heryawan & Ustz. Netty Prasetiyani Heryawan #source: ig: @aheryawan |
HARI
KASIH SAYANG ALA RASULULLAH
Oleh:
@aheryawan
“Hari
ini adalah hari kasih sayang!”. Itulah deklarasi Rasulullah SAW pada saat
momentum fathu Makah, hari penaklukan Mekah yang merupakan revolusi terdamai
sepanjang sejarah. Itulah hari ketika Rasulullah SAW dengan sepenuh cinta
memberikan pengampunan massal kepada masyarakat Mekah yang selama ini memusuhi
dan memeranginya.
Mekah
pun menjadi saksi berbondong-bondongnya manusia masuk agama Allah. Tasbih,
tahmid dan istighfar pun terucap lirih dari lisan Rasulullah dan semua orang
yang besertanya (QS 110:1-3).
Demikianlah
Hari Kasih Sayang Ala Rasulullah menampakkan wujudnya yang menawan berupa
ketundukan dan kepasrahan kepada-Nya. Hari kasih sayang sejatinya merupakan
perwujudan misi Rasulullah yaitu rahmatan lil ‘alamin (menebar kasih sayang
untuk semesta alam).
Hari
Kasih Sayang Ala Rasulullah pun mewujud dalam bentuk ketegasan penolakan
terhadap kemaksiatan dan penolakan terhadap pergaulan bebas yg membahayakan.
Buktinya adalah kisah Fadhalah yang masuk Islam di hadapan Rasulullah pada hari
kasih sayang / Futuh Makkah.
Saat
Fadhalah di tengah perjalanan kembali ke rumahnya, dia melewati rumah seorang
wanita yang dicintainya (pacarnya), wanita itu memanggil Fadhalah dan
mengajaknya berkencan. Tapi dari lisan Fadhalah keluar untaian syair ini:
Dia
berkata: Marilah kita ngobrol!
Tidak!,
jawabku
Allah
dan Islam telah melarangku
Aku baru
saja melihat Muhammad
Di hari
penaklukan
Hari
dihancurkannya semua berhala
Agama Allah
itu sangat jelas dan nyata
Sedang
kemusyrikan adalah kegelapan.
Wujud
Hari Kasih Sayang Ala Rasulullah itu ternyata bukan dengan pergaulan yg
membahayakan dan kemaksiatan, tapi justru dengan ketaatan dan ketundukan
kepada-Nya, kapan pun dan di manapun, sehingga setiap hari menjadi Hari Kasih
Sayang Ala Rasulullah.
#source: fb: Ustdz: Ahmad Heryawan