Monday, 16 November 2015

Manusia dan Peradaban - IAD IBD ISD

Manusia dan Peradaban
Oleh: Iswahyudi

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan  dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Perkembangan dunia IPA dan IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Kemudian untuk di bidang penyedian pangan, sandang, papan, penyediaan kesehatan, energy dan industri pun mengalami peningkatan dan kemajuan.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan di bahasa mengenai berbagai aspek yang menyangkut manusia dan peradaban kemudian perkembangan IPA dan teknologi bagi kehidupan manusia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan, diantarannya Sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah aspek-aspek yang menyangkut manusia dan peadaban?
2.      Apa sajakah perkembangan IPA dan Teknologi bagi kehidupan manusia?

BAB 2
PEMBAHASAN


MANUSIA DAN PERADABAN 

A.    Hakikat Peradaban Manusia
Hakikat peradaban bisa kita mulai dengan definisi “peradaban” itu sendiri. Peradaban mengambil padanan kata civilization yang berarti nilai hidup atau kelompok atau bangsa dalam merespon tantangan masa yang dihadapinya dalam era tertentu (Oxport Dictionary English by Hassan Shadly: 2003). Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsure-unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju dan indah. Dalam definisi peradaban juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat “beradab”. Karena itu, manusia beradab salah satunya memiliki cirri mampu mengendalikan dirinya, yakni menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Peradaban juga sering menunjuk pada kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik.
Sekurangnya terdapat tiga inti peradaban, yaitu : (1) nilai, (2) kelompok tertentu, dan (3) tantangan zaman.
Peradaban adalah sebuah entitas terluas dari budaya,  yang teridentifikasikan melalui unsure-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, instuisi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.
Mungkinkah lahir sebuah peradaban universal? Asumsi ini lahir dari satu pemikiran bahwa suatu budaya senantiasa tidak lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, prilaku-prilaku, dan instuisi-instuisi oleh umat manusia di seluruh dunia. Dalam alam yang serba canggih, suatu kebudayaan dapat diserap dan merambah di seluruh dunia jika memiliki perangkatnya, yaitu transportasi dan komunikasi. Dengan dua modal tersebut suatu kebudayaan akan memiliki banyak peluang untuk disosialisasikan ke segala penjuru negeri, dan mempunyai kemampuan untuk menghadirkan selalu produk budaya yang up to date.

B.     Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Beradab
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga alternatif, yaitu melalui konsep penciptaan, transformasi, dan/atau evolusi biologis.
Definisi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhlak hidup adalah perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat berbentuk species baru. Atau evolusi diartikan dengan perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sesungguhnya sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, teori Darwin yang sering dijadikan rujukan. Darwin (1858) mengajukan dua teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup selamanya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan-Universal Creation), dukungan dan pengayaan-pengayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan Modern Sintesis”, bukanlah murni yang diusulkan Darwin.
Pada tahun 1958 Darwin memublikasikan The Origin yang memuat dua teori utama yaitu:
1.      Spesies yang hidup sekarang yang berasal dari spesies lain yang masi hidup di masa lampau.
2.      Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminationg those that are ‘injurious’. Secara umum, tanggapan ahli lain  terhadap teori Darwin adalah:
a.       Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (universal creation).
b.      Mendapat pembelaan dari penganur Darwin antara lain, Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
c.       Mendapat kritik dan pengayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a.       Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b.      Perubahan dan genotipe yang terakumulasi sering berjalannya waktu.
c.       Perubahan varian baru melalui pada materi genetik yang diturunkan (DNA/RNA).
d.      Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e.       Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Darwin menegmukakan pendapat bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cenderung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi pembeturan anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaanya terbatas.
Dengan berkembangya ilmu genetik, teori ini diperkaya sehingga muncul Neo-Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non-rondom dalam reproduksi terhadap genotipe; atauallele gen dan kompelks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat, namun juga sosial-ekonomi dan budaya, yaitu:
a.       Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.
b.      Paham creationisme berkurang pengaruhnya.
c.       Penolakan terhadap theology kosmis.
d.      Penjelasan “desain” di dunia oleh proses matearialistik seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan refroduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
e.       Pengganti pola pikir essensialisme oleh pola pikir populasi.
f.       Memberikan inspirasi yang disalah gunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapore di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.

C.    Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Pada perkembangannya kehidupan manusia modern muncul sejak beberapa ratus ribu tahun terakhir sungguh hanya sekejab jika dibandingkan dengan sejarah usia planet bumi yang berusia 5 miliar tahun. Kita tidak dapat mengganggu sistem bumi secara keseluruhan, namun kita telah mempengaruhi dengan menggunakan energi yang menyebabkan polusi sewaktu membuat makanan, tempat berteduh, dan sejumlah produk lainnya bagi populasi dunia yang meningkat.
Melalui geologi masa lampau, kondisi di atmosfer, samudra dan biosfer untuk sebagian besar telah mengikuti peputaran alami. Sekarang, kegiatan-kegiatan manusia merupakan kekuatan yang penting yang mendorong perubahan-perubahan di lingkungan global.
Peradaban manusia dalam perkembangan evolusi budaya dan adaptasi biologis dimulai setelah ditemukannya api sebagai alat untuk memenuhi berbagai keperluan dan keinginan.
Kemampuan manusia untuk mengusai lingkungan alam hanyalah suatu impilan dan khayalan yang kurang mendasar. Dalam pandangan geofilosofi, kehadiran manusia dengan budayanya selalu dipandang sebagai pemelihara alam.
Dalam pandangan islam sebagai rahmatan seluruh alam semesta, memandang manusia sebagai wakil (al-khalifah) Allah SWT di atas bumi dan secara eksiplisit Al-Qur’an menegaskan “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang wakil (khalifah) di muka bumi” (al-Baqarah: 30). Lebih jauh lagi, kualitas kewakilan ini disempurnakan dengan kualitas kehambaan (al-‘ubudiyyah) kepada Allah SWT.
Seperti halnya Allah SWT memelihara dan mengasuh dunia, manusia sebagai wakil-Nya juga harus memelihara dan mengasuh dengan kasih sayang, keharmonisaqn terhadap; litosfer, atmosfer, tanah/lahanm mineral, energi, serta air, di mana ia memainkan peran penting. Fungsi pemeliharaan terhadap lingkungan alam merupakan kesaksian manusia sebagai pemegang amanah ketika bersaksi di hadapan sang pencipta.
Namun apa yang banyak terjadi disekitar kita saat ini, bahwa manusia mulai bisa hidup dan merasa aman dalam lingkungan alam yang sudah diubahnya menjadi lingkungan binaan dan secara budaya telah menjauhkan kepekaan manusia terhadap resiko yang dapat ditimbulkannya maupun resiko proses kebumian yang menyertainya.
Kepekaan manusia dalam dimensi penghambaan kepada Allah SWT serta dimensi kewakilan-NYa di bumi ini mulai luntur dan makin  bias dengan kemajuan peradaban modern. Manusia semakin tidak menyadari bahwa dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terhadap dimensi kewakilan (al-khalifah) dan kehambaan (al-‘ubudiyyah) serta danya proses perubahan alam (atmosfer dan litosfer) di dalamnya.
Bencana alam merupakan peristiwa atau kerugian/kehilangan secara mendadak karena proses alam. Terdapat tiga unsur dalam bencana alam, yaitu pertama adalah unsur kerugian/kehilangan, kedua unsur dadakan sehingga manusia tidak mempunyai waktu untuk menghindar, serta ketiga adalah unsure proses alamiah.
Dari perkembangan peradaban budaya, manusia telah mengenal apa yang di sebut dengan bencana alam. Dilihat dari kecamata geologi, bencana alam merupakan proses alam kebumian, tetapi yang berjalan sangat cepat dengan ukuran manusia yang di dalamnya terdapat unsur manusia. Pada dasarnya terdapat dua jenis proses alam yang dapat mengakibatkan bencana alam. Proses alam yang bersumber dari dalam bumi atau juga disebut proses alam asal alam atau juga proses endogen, dan yang bersumber di atmosfer atau disebut juga proses asal luar atau proses eksogen.
Kenyataan menjadi jelas bahwa lingkungan alam kebumian dan lingkungan binaan manusia memiliki berbagai potensi bencana alam seperti gempa bumi tektonik, tsunami, bencana awan panas, tanah longsor, banjir bandang/banjir genangan, angin kencang, badai salju yang sangat fatal terhadap perkembangan budaya manusia. Oleh karena itu, bila keperluan manusia akan ruang hidup dan sumber daya bumi yang terkandung didalamnya tidak dipertimbangkan dengan potensi sumber bencana kebumian, risiko yang akan ditimbulkannya semakin fatal dan sangat berbahaya.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya bumi dan sumber bahaya kebumian. Karena itu sudah sepantasnya pertimbangan terhadap resiko bahaya kebumian ini harus mendapat perhatian saksama di Indonesia. Akhirnya evolusi budaya manusia akan membawanya kepada perubahan lingkungan awal secara global, karena kita mengetahui bahwa perubahan-perubahan akan membawa konsekuensi yang baik maupun yang buruk.
Karena itu, satu-satunya alternatif jalan untuk menjamin adanya masa depan yang lebih aman dan lebih sejahtera bagi kita adalah mengembalikan fitrah manusia pada kekhalifahan dan kehambaan kepada Tuhan dengan konsekuensinya melakukan pembangunan nasional/daerah yang ramah lingkungan kebumianya dalam mengupayakan perlindungan serta pengelolaan ekosistemnya yang lebih baik dan bijaksana. Dalam menjalankan semua ini kita harus mempunyai suatu visi yang jauh kedepan demi kesatuan dan keutuhan bangsa/umat manusia serta kelestarian pembangunan yang berwawasan kebumian.

D.    Dinamika Peradaban Global
Mobilitas antar bangsa seperti saat ini menjadi salah satu ciri kuat perkembangan masyarakat global. Mobilitas yang dilakukan atas alasan apa pun telah menjadi fenomena penting yang menandai terbukanya isolasi-isolasi rutinitas kehidupan diberbagai belahan dunia.
Dalam konteks kehidupan global, tantangan utama yang dihadapi banyak negara adalah terjadinya ketidak seimbangan pertumbuhan sosial, budaya, dan politik, termasuk pertimpangan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada persaingan ketat pasar tenaga kerja secara global. Globalisasi dengan demikian, merupakan dunia terbuka yang bernar-benar telah meleburkan sekat-sekat yang membatasi pergerakan manusia dari dan ke berbagai negara. Sehingga hamper menghilangkan ruang, waktu yang menjadi identifikasi identitas sebuah bangsa. Dalam konteks tersebut penting memberikan ruang besar bagi terjadinya dialog dalam menjembatani kompleksitas persoalan budaya. Dengan demikian, mampu menjadi katalisator pertumbuhan peradaban. Jalan penting yang perlu dilakukan adalah melalui jalur pendidikan. Keterbukaan ruang mobilitas tersebut pada giliranya menciptakan persinggungan peradaban dan pemikiran-pemikiran yang bersifat biologis.
Kekuatan ekonomi yang di motori oleh kekuatan kapitalisme, menumbuhkembangkan globalisasi porduksi dan konsumsi. Globalisasi sektor produksi dan konsumsi secara nyata telah membawa sebuah situasi baru; polarisierung und strafizierung der Weltbevoelkerung in globalisierte Reiche und lokalisierte Arme(polarisasi dan stratifikasi penduduk dunia dalam globalitas kaum kaya danm lokalitas kaum miskin) (Beck, 1997” 101).
Dalam era globalisasi dan persaingan internasional yang ketat, daya saing bangsa Indonesia kerap disalip bangsa lain karena kita terlena dari membangun bangsa yang kuat dan mandiri. Oleh karenanya, indeks mutu sumber daya manusia pun dijadikan indicator strategis untuk membangun daya saing suatu bangsa. Dalam konteks itu, maka sector pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi sarana yang efektif untuk mendongkrak peraihan indeks mutu sumber daya manusia. Untuk menyiapkan sumber daya manusia tersebut, keberadaan dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi menjadi hal yang strategis untuk mempresentasikan tingkat ketercapaian pembangunan ketiga pada sector itu.

E.     Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia.
Awal kelahiran modernism merupakan sebuah proses revolusi peradaban tentang cara pandang manusia terhadap realitas. Melalui fisika Descartes, ia membangun sebuah wacana besar tentang metode pemahaman terhadap realitas yang bertumbu pada konsep democritus. Descrates membagi realitas ke dalam atom-atom penyusun realitas dan kemudian dicari sistemnya terhadap keseluruhannya.
Setelah konsepsi Descartes memengaruhi segala macam kehidupan, termasuk tatanan sosial melalui pemikiran F. Bacon (1561-1662) dan Comte (1798-1857), berlanjut kemudian alam pikiran modern mengenal seorang Lamarck (17144-1829) dan Charles Robert Darwin (1809-1882) dengan teori evolusinya di bidang biologi. Walaupun keduanya sejatinya berbeda dalam memaknai proses evolusi, namun konsep evolusi ini merupakan sebuah revisi terhadap konsep realitas dari sumbangsih Descartes yang mengaggap alam sebagai sebuah sistem yang tetap. Ternyata ide Darwin tersebut kemudian mendapat dukungan dari generasi berikutnya, yaitu Karl Marx (1818-1883) yang dikenal sebagai seorang Darwinian sosial yang menganggap bahwa proses pergantian pun selalu melalui proses seleksi alam.
Berikutnya adalah ilmuwan Sir Isaac Newton (1643-1727), melalui Newton perkembangan ilmu fisika mengalami proses penyempurnaan.
Bergulirnya percepatan pengunaan teknologi canggih saat ini tidak perlu selalu dimaknai sebagai keadaan yang negatif (fritjof Capra: 2004).
Dilihat dari proses kelahiran modernism di atas, bisa dimaknai bahwa peran sains (atau lebih tepatnya natural science) dalam menentukan arah perdaban manusia sangat besar.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana peran sains dan teknologi dalam penentuan bentuk peradaban baru pasca-modernisme? Fritjob Capra menyitir Toynbee tentang proses kelahiran Minoritas Kreatif sebagai nucleolus penentu arah peradaban sebagai berikut:
Budaya runtuh karena kehilangan Fleksibilitas. Pada waktu struktur sosial dan pola prilaku telah menjadi kaku sedangkan masyarakat tidak lagi mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah, peradaban itu tidak akan mampu melanjutkan proses kreatif evolusi budayanya. Dia akan hancur dan secara berangsur mengalami disintegrasi.
Sementara Peradaban-peradaban yang sedang berkembang menunjukan keberagaman dan kepandaian yang tak pernah berhenti, peradaban-peradaban yang berada dalam proses disintegrasi menunjukan keseragaman dan kurangnya daya temu. Hilangnya fleksibilitas dalam masyarakat yang mengalami disintegrasi ini disertai dengan hilangnya harmoni secara umum pada elemen-elemennya, yang mau tak mau mengarah kepada meletusnya perpecahan dan kacauan sosial.
Namun demikian, selama proses disintegrasi yang menyakitkan itu, kreatifitas masyarakat - kemampuannya untuk menghadapi tantangan – tidak hilang sama sekali. Melalui penjelasan Toynbee di atas, peradaban baru manusia postmodern mulai terbentuk secara perlahan. Bahkan sudah ada interaksi antara matematika dengan teknologi  elektronika, kita kemudian mengenal bentuk aplikasi teknologi yang di kenal dengan teknologi komputer, yang jauh meninggalkan konsep mekanik newton. Dunia kemudian mengenal juga mengenal adanya pengaruh filosofis dari konsep fisika kuantum terhadap realitas sosial, sehingga terlahir sebuah teknologi informasi yang bergerak dalam logika kuantum yang diprediksikan oleh Tofler akan menjadi tulang punggung bentuk peradaban baru penganti modernisme.
Kemudian, eksis modernism terhadap tatanan sosial pengganti tatanan sosial ‘abad kegelapan’ bisa jadi tidak pernah mereka pikirkan bahkan tidak pernah mereka bayangkan. Apalagi dampak negatifnya terhadap kehidupan sosial. Adanya penyesalan umat manusia terhadap proses peradaban manusia yang merusak lingkungan dan tatanan sosial ekses dari modernisme perlu disikapi dengan bijak.
Hal yang cukup memperihatinkan adalah budaya pragmatis, egois bahkan tertutup (elitis) di tengah masyarakat kita. Oleh karena itu, sebagai sosok yang mendedikasikan proses inovasi dan inventorinya untuk pembangunan kembali hakikat lemanusiaan yang nyaris musnah, dan juga sebagai para pengingat umat manusia akan kenyataan bahwa sejatinya mereka adalah makhluk Tuhan.
Oleh sebab itu, setiap ilmuwan seyogyanya  mengemban misi kenabian (profetik), yaitu dengan melakukan transmisi keilmuan untuk peradaban yang lebih maju tanpa merusak tatanan kehidupan manusia dan ekologi lingkungan hidup. Yakni dengan mengemban pemahaman bersama bahwa sejatinya ilmu adalah untuk meanusiaan (humanity) dan kemaslahatan bersama (common good).[1]

PERKEMBANGAN IPA DAN TEKNOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
A.    Perkembangan IPA dan Teknologi dalam Penyediaan Pangan, Sandang dan Pangan
1.      Penyediaan pangan
Perkembangan IPA dan teknologi  dalam penyediaan pangan melahirkan panca usaha tani yang merupakan program pemerintah meliputi: varietas unggul, pupuk, pestisida, pola tanam, dan pengairan. Varietas unggul merupakan pilihan utama dari biji pada penanaman diharapkan akan diperoleh buah yang unggul pula. Pupuk merupakan bahan makanan pokok dari tanaman. Beberapa macam pupuk misalnya: urea, Z.A. superfostat, pupuk kandang, pupuk kompos dan sebagainya. Pemberian pupuk yang optimum akan memberikan hasil panen yang maksimum sebab pemberian yang melebihi batas optimum ini, tanaman akan menjadi kegemukan sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan justru menurun drastis.
Pestisida merupakan suatu bahan kimia yang di gunakan untuk memberantas hama dan penyaakit yang merusak tanaman sehubungan dengan usaha-usaha mempertinggi prroduksi. Beberapa pestisida antara lain insektisida (pembunuh insekta = serangga), herbisida (pembunuh tumbuhan), fungsida (pembunuh lumut, jamur dan masih banyak lagi.
Pola Tanam teratur, mempermudah pemeliharaan demikian pula adanya bendungan atau waduk-waduk beserta saluran prmier, sekunder dan drainase yang memadai memberikan pengairan yang teratur pula, sehingga tanaman tumbuh dengan baik diharapkan akan diperoleh hasil tani memuaskan.
Di samping Panca Usaha Tani dalam penyediaan bahan pangan, sumber hayati laut merupakan sumber protein di mana negara kita terdiri dari deretan pulau.
2.      Penyediaan Sandang
Teknologi material dari perkembangan berbagai macam polimer seperti serat-serat sintesis yang digunakan sebagai bahan pakaian seperti tetoron, dakron, polyester, tetrek dan sebagainya yang terdapat di setiap toko pakaian, ekonomi dan lebih kuat dari pada bahan pakaian yang dibuat dari serat alam seperti kapas, sutera dan sebagainya. Hal ini karena serat-serat sintetis dengan suatu katalisa yang cocok mempunyai sifat mekanik yang tinggi dan dapat diatur.
Polimer termoplastik dapat dibuat lembaran-lembaran tergantung dari kebutuhan, dapat dibuat untuk kulit sintetis sebagai bahan dasar untuk sepatu, sandal, tas dan sebagainya.
3.      Penyediaan Papan
Salah satu kebutuhan manusia adalah pemukiman, untuk mengurangi kepadatan penduduk, kemajuan IPA dan teknologi telah membuka lahan untuk pemukiman. Pemukiman-pemikiman baru ini telah dipelajari agar sesuai dengan lingkungan hidupnya. Gedung-gedung bertingkat telah dijumpai di sana-sini. Di samping itu manusia akan berusaha memanfaatkan lautan dan antariksa sebesar-besarnya melalui pulau-pulau buatan disertai peternakan, perikanan dan perkebunan laut dan dalam jangka panjang pemukiman dan antariksa kini tidak lagi dipandang mustahil.[2]

B.     Perkembangan IPA dan Teknologi dalam peningkatan kesehatan
Cangkok mata, cangkok jantung serta penggunaan perunut radioaktif yang menunjukan tempat-tempat sakit sudah diketahui dan menjadi kenyataan. Dewasa ini bidang teknik kedokteran sedang dilakukan perancangan orang buatan yakni alat bantuan manusia yang dapat ditanam di dalam tubuh untuk menggantikan bagian-bagian sistem yang tak dapat bekerja lagi dengan baik, terutama organ manusia yang paling vital ialah jantung. Yang pertama digunakan secara luas ialah ketup jantung buatan, alat ini mencegah tidak bekerjanya jantung yang disebabkan oleh adanya kebocoran antara bilik-bilik jantung. Salah satu jenis katup jantung berupa bola plastik sebesar kelereng yang dikurung dengan kurungan mini dari baja dan lebih dari 100. 000 orang Amerika menggunakan katup jantung buatan seperti itu.

C.    Perkembangan IPA dan Teknologi dalam penyediaan Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dengan perkembangan IPA dan teknologi proses pengilangan minyak bumi dan pengambilan biji dapat lebih efisien, sehingga produksinya meningkat. Suatu contoh bensin dari minyak bumi. Namun sekarang dikembangkan energy sejenisnya yang masih mellimpah ialah batu bara. Batu bara terbentuk dari pelapukan tumbuhan oleh bakteri dibawah aneka ragam tekanan. Pengubahan batu bara menjadi gas bakar (gasifikasi batu bara) dan bahan-bahan cair merupakan proses-proses di masa depan yang mungkin merupakan sumber utama metana dan alkana lain.

D.    Perkebangan IPA dan Teknologi dalam Perkembangan Industri
Perkembangan industry yang semula di Eropa kemudian menjalar ke Amerika dan sebagian ke Asia maju dengan pesat, karena masyarakat menharapkan kesejahteraan ekonomi yang meningkat untuk masa depan sehingga timbullah revolusi industry pertama.
Perkembangan industry berikutnya, sejalan dengan perkembangan IPA dan Teknologi dengan ditemukannya transistor timbullah revolusi industry kedua yakni zaman kendali otomatis. Kini mesin tidak lagi dijalankan oleh manusia, melainkan oleh mesin lainnya. Adapun pola perkembangan industrasi meliputi 3 tahap:
Tahap 1.
            Selama 50-100 tahun sebelum Peran Dunia ke dua sector industry yang dipelopori teknologi perkembangan dengan sangat pesat dalam bidang pembuatan baja, jalan kereta api, penambangan batu bara dan biji industri mobil, pembangkit listrik tenaga panas bumi. Dalam beberapa hal juga terdapat perkembangan di bidang pertanian yang padat karya.
Tahap 2.
            Sesudah Perang Dunia ke dua lahirlah pola lain. Munculah kini revolusi hijau di bidang pertanian, industry kimia, elektronika, teknologi komputer, telekomunikasi, plastik logam ringan seperti alumunium, alloys, pesawat pancar gas, teknologi nuklir berdasarkan fision, dirgantara dan lain-lain. Tahap ini memperlihatkan hubungan erat anatara teknologi dan perkembangan guna sosialnya.
Tahap 3.
            Di masa mendatang bioteknologi akan menjadi sangat penting, orang sudah mempengaruhi genetika dengan bio-enginering. Hal ini disebabkan oleh keharusan-keharusan yang muncul dari kebutuhan produksi, masalah tata lingkungan dan kapasitas produksi.[3]

BAB 3
PENUTUP 
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Manusia dan peradaban tentunya mencakup beberapa aspek didalamnya meliputi:
·         Hakikat peradaban manusia bahwa manusia beradab salah satunya memiliki ciri mampu mengendalikan dirinya, yakni menyengkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.
·         Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab bahwa banyak teori yang berpendapat tentang ini dan intinya manusia merupakan makhluk yang mulia dan beradab walapun banyak teori-teori mengatakan sumber biologis penciptaan manusia.
·         Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya bahwa hakikat kehidupan budaya manusia dalam lingkungan yang sangat dinamis yang melibatkan semua elemen/unsur atmosfer dan litosfer mengikuti ritme sunnatullah.
·         Dinamika peradaban global bahwa kehidupan global memiliki berbagai tantangan, dan perbedaan di sana sini dan dalam konteks tersebut bahwa modal penting dalam era globalisasi yaitu di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi sarana yang efektif untuk mendongkrak peraihan indeks mutu sumber daya manusia.
·         Problematika perdaban pada kehidupan manusi bahwa seiring dengan modernisme dan banyak sekali problem-problem peradaban kehidupan manusia, oleh karena para ilmuan dan masyarakat dituntut untuk melakukan membenahi peradaban yang lebih maju tanpa merusak tatanan kehidupan manusia dan ekologi lingkungan hidup.

2.      Didalam perkembangan IPA dan teknologi bagi kehidupan manusia tentunya berperan dan berkembang dalam berbagai aspek seperti: penyediaan pangan, sandang dan papan, kemudian dalam peningkatan kesehatan, dalam penyediaan energy dan perkembangan industri.

 #makalah_s1_fakultas_syariah_dan_hukum



[1]  Prof. DR. Rusminan Tumanggor, M.A, Kholis Ridhom S.Ag., M.Si. dan Drs. Nurochim, M.M. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. hlm. 77-111.
[2] Drs. Hisyam Sw. dkk., Ilmu Alamiah Dasar, UNS, Surakarta, 1988, hlm. 17.
loading...