Menerangkan Sifat-Sifat Allah
Oleh: Iswahyudi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak
terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai
bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah.
Kita sebagai hamba Allah harus beriman atau
mempercayai Allah SWT dan seluruh
sifat-sifatnya serta mengamalkan sifat-sifat Allah tersebut yang telah
jelas di 99 nama-nama Allah dalam As-ma’ul
husna dan sifat-sifat Allah lain nya.
Oleh
karena itu melalui makalah ini penulis mengambil judul tentang sifat maha esa
Allah, maha pengasih dan maha penyayang Allah, maha berkehendak dan maha
berkuasa Allah, dan maha adil Allah. Sehingga kita semua dapat memahami lebih
dalam tentang sifat-sifat Allah tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
ditemukan beberapa permasalahan, diantarannya Sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
tentang sifat Allah maha esa?
2.
Bagaimanakah
tentang sifat Allah maha pengasih dan maha penyayang?
3.
Bagaimanakah
tentang sifat Allag maha berkehendak dan maha berkuasa?
4.
Bagaimanakah tentang sifat Allah Maha Adil?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai tugas individu semester kedua dan bahan diskusi mata
kuliah ilmu kalam dan untuk menambah pengetahuan tentang sifat-sifat Allah,
kalam Allah, ketauhidtan Allah dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
BAB 2
PEMBAHASAN
Menerangkan Beberapa Sifat-Sifat
Allah
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak
terhingga bagi Allah.
Yang diantara sifat sempurna Allah
adalah di Asma’ul Khusnah dan sifat wajib bagi Allah dan sifat Allah lainya,
sebagai hamba Allah harus mempercayainya dan mengamalkannya. Oleh karena itu
pada makalah ini akan di bahas mengenai beberapa sifat-sifat Allah.
A. Maha Esa
Allah SWT
adalah maha Esa artinya satu tidak ada yang menyerupainya seperti firman Allah
brikut :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha
Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia."
Allah SWT esa
pada zat, sifat dan perbuatan. Hakikat ini menafikan berbilang-bilang Allah
ta'ala pada zat, sifat dan perbuatan-Nya.
Keterangan yang
berikut dapat dimanfaatkan untuk menolak segala kepercayaan yang membawa kepada
menyekutukan Allah ta'ala (syirik) yang menyamakan sesetengah sifat dan
perbuatan manusia dengan sifat dan perbuatan Allah ta'ala yang akhirnya membawa
kepada kerusakan iman.
v Allah Maha Esa pada zat
1.
Zat
Allah tidak tersusun secara organic seperti pada tulang, daging, darah dan
sebagainya yang di sebut kam muttasil pada zat.
2.
Tidak
ada zat yang lain sama atau serupa dengan zat Allah yang disebut kam muttasil
pada zat.
v Allah Maha Esa pada sifat
1.
Sifat
Allah tidak berbilang pada satu-satu jenis seperti dua qudrah (dua kuasa) yang
di sebut kam muttasil pada zat.
2.
Tidak
ada sifat yang lain sama dengan sifat Allah yang di sebut kam muttasil pada
zat.
v Allah Maha Esa pada perbuatan
1.
Tidak
ada perbuatan lain yang sama atau serupa dengan perbuatan Allah di sebut kam
muttasil pada zat.
Dalil Aqli
Jika Allah tidak esa, maka
perbuatan AlLah juga tidak esa; yaitu ada kalanya bekerjasama dan adakalanya
tidak bekerjasama.
Jika
bekerjasama umpamanya tuhan pertama membuat langit dan tuhan kedua membaut
bumi. Maka nyatalah sifat lemah pada tuhan sebab perlu saling tolong menolong.
Jika tidak bekerjasama tentu ketika itu ada tuhan bberkuasa dan ada tuhan yang
lemah.
Maka logika akal tidak dapat menerima tuhan yang lemah, dan jelaslah Allah Maha Esa pada zat, sifat dan perbuatan-Nya. Kewujudan alam ini menjadi bukti keesaan Allah ta'ala.[1]
Dalil Naqli
Firman Allah :
Firman Allah :
o
(QS.
Al- baqarah 163)
163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
o
(QS.
Anbiya’ 22)
22.
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan.
B.
Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah ini menurut Asy-Syaik
Muhammad Khalil Al-Harras mengatakan, “keduanya adalah nama yang mulia dari
nama-nama Allah yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua ini menunjukan bahwa Allah
memiliki sifat rahmat, kasih sayang, yang merupakan sifat hakiki bagi Allah dan
sesuai dengan kebesarannya. Artinya Allah selalu menagasihi dan menyayangi bagi
hambanya yang selalu berada di jalan kebenaran atau jalan yang diridhoi Allah.[2]
Kedua nama Allah ini disebutkan dalam banyak ayat dan hadits nabi,
diantaranya
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang (QS. Al-fatiha :1)
Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÌÈ
Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Fatiha : 3)
C.
Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa
Allah SWT adalah maha berkehendak atas segala sesuatu yang ada di
jagat raya atau alam semesta ini atau sering disebut dengan sifat wajib Allah
Kaunuhu Muridan yaitu sebagai dzat yang maha berkehendak. Mustahil jika
Allah bersifat Kaunuhu Mukraban artinya dalam keadaaan terpaksa.
Dzat Allah senantiasa dalam keadaan Maha Berkehendak, tiada sesuatu pun
yang dapat menghalangi kehendaknya , tidak terpakasa dan tiada sesuatu pun yang
dapat memaksakanNya. Sebagaimana Firman-Nya:
!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sÎ) y#ur& $º«øx© br& tAqà)t ¼çms9 `ä. ãbqä3usù ÇÑËÈ
82. Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yassin : 82).
Kemudian, Allah SWT adalah maha
berkuasa atas segala sesuatu yang ada di jagat raya atau alam semesta ini atau
sering disebut dengan sifat wajib Allah Kaunuhu
Qadiran yaitu sebagai dzat yang maha berkuasa. Mustahil jika Allah bersifat
Kaunuhu'Ajizan artinya Adanya sebagai Dzat yang lemah. Allah SWT
adalah Dzat yang Maha Pencipta dan yang mengatur terhadap segala sesuatu yang
diciptakannya, dan Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa atas segala apa yang
diciptakannya.[3]
Sebagaimana Firman - Nya.
20.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-baqarah : 20)
D.
Maha Adil
Sifat
maha adil Allah ini adalah merupakan salah satu nama-nama Allah yang ada di
asmaul husnah dan adil merupakan sifat Allah SWT yang harus dan wajib percayai
dan amalkan. Kata Adil sendiri adalah Al-‘Adl, berasal dari tiga suku kata
‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama.
Allah
Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat.
Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena
jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari
seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya,
semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Begitupun
sebaliknya.
* ¨bÎ) ©!$# ããBù't ÉAôyèø9$$Î/ Ç`»|¡ômM}$#ur Ç!$tGÎ)ur Ï 4n1öà)ø9$# 4sS÷Ztur Ç`tã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìx6YßJø9$#ur ÄÓøöt7ø9$#ur 4 öNä3ÝàÏèt öNà6¯=yès9 crã©.xs? ÇÒÉÈ
90.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran. ” (Qs. An Nahl 90).
Oleh
karena itu kita harus mengamalkan dan menjalankan sifat adil Allah ini, Seorang
yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan
sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika
berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak
berpihak pada salah satu yang bersengketa.
Dia
berfirman:
¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r&
13. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (QS. Al-hujarat
: 11).
Sebagian
dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang
terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya
istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing
individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.
Lebih
dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi
pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika
kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung
memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru
dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.
Adil
juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil
adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat
yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.
Untuk
memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di
antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi,
masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat presisi yang sempurna.
Bayangkan jika tidak presisi, tentu akan timbul benturan antara yang satu
dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.
Perhatikan
firman-Nya:
6.
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,
bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikitpun ? (Qs. Qaf: 6)
Lalu
perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah
menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah
menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang
pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada
posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah.
21.
Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Qs.
Adz-Dzariyat: 21)
Lalu,
masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya? Teladani keadilan-Nya dengan cara
berbuat adil terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, masyarakat, dan kepada
semua.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpualan
Dari pembahasan makalah tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Sifat
Maha Esa Allah adalah Allah itu maha esa, satu tidak ada yang menyerupainya
sesuai tertera pada Surah Al-Ikhlas.
2.
Allah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang adalah Allah Maha yang mengasihi dan
menyayangi bagi hamba-hambanya yang ada di alam semesta ini. Sifat Allah ini
sering disebut Ar-Rohman dan Ar-Rohiim.
3.
Allah
Maha berkehendak dan berkuasa, sifat ini sering disebut dengan dzat berkehendak
(Muridan) dan dzat berkuasa (Qadiran). Allah SWT maha berkuasa dan berkehendak
apa yang ada di alam semesta ini.
4.
Maha
Adil, sifat maha adil Allah ini adalah salah satu sifat Allah yang ada di
asmaul husna yaitu Al-Adl yang artinya yang maha adil atau lurus. Allah SWT
maha adil terhadap segala ciptaan nya dan hambanya di seluruh jagad raya ini.
B.
Saran
Saran
dari penulis kepada pembaca sekalian adalah mari kita bersama-sama meningkatkan
ketekunan kita dalam belajar agama dan umum karena dengan ilmu kita bisa
bahagia di dunia dan akhirat. Dan juga marilah kita bersama selalu beristiqomah
di jalan Allah. Dan selalu beriman, meneladani dan mengamalkan dengan
sifat-sifat Allah.
DAFTAR PUSTAKA
2007. Al-Adl,
Yang Maha Adil. Jakarta: Majalah
Nebula (ESQ Magazine).
http://jarumemas.blogspot.com/2008/07/wahdaniyah-esa-atau-tunggal.html.diakses
12/3/13 22.00. on line.
http://om-gery.blogspot.com/2012/11/nama-sifat-sifat-allah-bagain-3.html.
diakses 12/3/13 22.15. on line.