Thursday, 7 April 2016

Contoh Laporan Individu Mahasiswa KKN Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Tentang Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Santri TPA Masjid Taqwa Muara Tawi

LAPORAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA
TEMATIK POSDAYA BERBASIS MASJID
MASJID TAQWA DESA MUARA TAWI
Tentang
“KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN MASJID TAQWA DESA MUARA TAWI KEC. JARAI KAB. LAHAT SUMSEL”

OLEH:
TRIA AGUSTINA
NIM (12260095)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama Islam yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Agama Islam mempunyai satu sendi yang esensial yang berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
 Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. (QS. 17 : 9).
 Dari sini kita ketahui bahwa yang dimaksudkan tersebut adalah kitab suci Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis secara mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat al-Nas. Sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupannya agar memperoleh kebahagian lahir dan bathin, di dunia dan di akhirat kelak. Konsep konsep yang dibawa Al-Qur’an selalu relevan dengan problem yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk berdialog dengan setiap umat yang ditemuinya, sekaligus menawarkan pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia.
Kemudian keterangan yang diberikan oleh Rosulullah SAW, bahwa Allah memerintahkan kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan isi Al-Qur’an dan mempelajari artinya, karena mempelajari dan memahami isi kandungan dari Al-Qur’an adalah merupakan kewajiban bagi umat Islam.
Untuk dapat mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur’an tidaklah mudah, banyak cara atau metode yang biasa digunakan dalam mempelajari agama Islam, salah satunya adalah belajar membaca huruf hijaiyah, karna huruf hijaiyah murupakan titik awal dalam mempelajari ilmu agama secara mendalam.
Di dalam ayat pertama yang turun, mengandung perintah supaya membaca, yaitu surat al-Alaq ayat 1-5 yang Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".
Prinsip pembelajaran membaca huruf hijaiyah pada dasarnya bisa dilakukan dengan bermacam-macam metode antara lain sebagai berikut : Pertama, guru membaca terlebih dahulu kemudian disusul murid/santri, kedua, murid membaca di depan guru, sedangkan guru menyimaknya, dan ketiga, guru mengulang-mengulang bacaan sedangkan murid menirukannya kata perkata dan kalimat perkalimat secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.
Dari deskripsi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang "kemampuan membaca huruf hijaiyah santri TPA masjid taqwa desa Muara Tawi kecamatan Jarai kabupaten Lahat".

B.     Rumusan Masalah
Adapun  rumusan masalah pada laporan individu ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kemampuan membaca huruf hijaiyah santri TPA Masjid Taqwa desa Muara Tawi?
2.      Apa kesulitan yang di hadapi santri TPA Masjid Taqwa desa Muara Tawi dalam membaca huruf hijaiyah?

C.    Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan pendekatan atau cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Adapun dalam penulisan laporan Individu ini, digunakan beberapa metode agar diperoleh suatu hasil yang valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Adapun penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.      Pendekatan
Adapun pendekatan didalam penelitian ini diantaranya yaitu jenis penelitian dan sumber data, antara lain sebagai berikut:
a.          Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
b.         Sumber Data
1.                   Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan. Adapun data pokok ini adalah santriwan dan santriwati TPA masjid taqwa desa muara tawi.
2.                   Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut kemudian disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Adapun data  sekunder atau data tambahan pelengkap pada penelitian ini adalah utstadz TPA masjid Taqwa desa Muara Tawi.
c.         Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga cara yaitu anatara lain:
1.      Tes yaitu dengan mengadakan suatu tes untuk mengetahui tingkat membaca huruf hijaiyah
2.      Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data dokumen yang berkenaan dengan keadaan desa Muara Tawi.
3.      Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dengan utstadz TPA masjid Taqwa desa Muara Tawi.

2.      Analisis Data
Analisis data adalah data yang telah berhasil dihimpun dari penelitian langsung di TPA Masjid Taqwa desa Muara Tawi, dan akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian. Adapun deskriptif pada penelitian ini adalah dengan menggambarkan tentang keadaan santriwan dan santriwati TPA masjid taqwa desa muara tawi dalam membaca huruf hijaiyah.

D.    Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Laporan Individu ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab membahas permasalahan yang diuraikan menjadi beberapa sub bab untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika laporan individu ini adalah sebagai berikut:

BAB I             : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II            : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori berkenaan dengan penelitian laporan ini dalam hal ini isi dari landasan teori antara lain adalah penjelasan pengertian membaca dan pengertian huruf hijaiyah.
BAB III          : KONDISI OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai tentang keterangan terkait wilayah yang menjadi objek penelitian dan dalam hal ini berisi tentang profil Masjid Taqwa Muara Tawi dan keadaan santri TPA Masjid Taqwa desa Muara Tawi.
BAB IV          : PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai kemampuan santri dalam membaca huruf hijaiyah dan apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi santri TPA masjid taqwa desa muara tawi dalam membaca huruf hijaiyah.
BAB V            : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terahir yang berisi kesimpulan hasil penelitian.


BAB II
LANDASAN TEORI

1.      Pengertian Membaca
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer membaca berarti : Melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati), Mengeja atau mengucapkan apa yang tertulis, Mengucapkan, meramalkan, mengetahui, memperhitungkan, menduga.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).[2]
Sedangkan makna membaca menurut pendapat para ahli mengatakan, membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa.[3]
Pendapat lain mengatakan bahwa membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Juel  mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan.[4]
Sedangkan Dr. Farida Rahim, M.Ed menguraikan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.[5]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa membaca adalah suatu proses untuk mengenal kata atau kalimat dalam bentuk tulisan melalui alat indra penglihatan dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman tertentu mengenai suatu informasi (baik secara lisan maupun dalam hati).

2.      Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Adapun tujuan membaca meliputi Kesenangan; Menyempurnakan membaca nyaring; Menggunakan strategi tertentu; Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.[6]
Menurut A. Akrom Malibary Tujuan pembelajaran qirā’ah diajarkan untuk dua tujuan, yaitu:
1)Tujuan mengenali huruf alfabet Arab yang sudah tersusun menjadi kata dalam rangkaian kalimat-kalimat dan mengucapkannya dengan cepat dan benar. Tujuan ini dicapai melalui membaca keras;
2)Tujuan mengerti apa yang dibaca, jika siswa membaca bahan-bahan bacaan berbahasa Arab. Tujuan ini dapat dicapai melalui membaca dalam hati atau yang lazim dinamakan mutāla’ah.[7]

3.      Problematika Pembelajaran Membaca
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Asing, seorang guru dan siswa akan menghadapi berbagai problematika. Maka membutuhkan sensitifitas dan kreatifitas yang tinggi untuk mencari jalan keluar dari berbagai problem tersebut. Problematika pembelajaran membaca tulisan Arab menurut Syamsuddin Asyrofi  antara lain.[8] Problem linguistik, Pada dasarnya merupakan hambatan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa yang disebabkan karena perbedaan karakteristik internal linguistik bahasa Arab itu sendiri dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Karakteristik bahasa Arab yang sangat berpotensi menimbulkan problem yang cukup menghambat keberhasilan pembelajaran bahasa Arab diIndonesia antara lain:
1.) Bahasa Arab memiliki sistem bunyi yang khas, sejak 15 abad yang lalu, bahasa Arab tetap konsisten 29 bunyi yang disimbolkan dengan lambang bunyi yang berupa huruf hijaiyah.Bunyi-bunyi yang dilambangkan dengan huruf-huruf
ص، ض، ث،رق،خ، ط، ظ، ع، غ، ذ)) hanya dimiliki oleh bahasa Arab dan tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sangat mungkin siswa Indonesia mengalami hambatan dalam mengucapkan bunyi-bunyi tersebut secara benar.
2.) Bahasa Arab mempunyai sistem tulisan yang khas, baik dalam arah tulisan, penulisan lambang bunyi atau huruf dalam hal syakl atau harakat.
3.) Bahasa Arab mempunyai struktur kata yang bisa berubah dan bereproduksi, bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang mempunyai sistem akar kata dalam morfologinya. Dengan system akar kata, sebuah kata tertentu bisa dilacak asal akar katanya. Dengan system akar kata pula, satu akar kata bisa diderivasikan dengan ratusan kata yang baru.
4.) Bahasa Arab memiliki sistem i’rab.I’rab adalah perubahan bunyi atau harakat akhir suatu kata yang diakibatkan karena kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat atau frase, atau karena adanya kata tugas (al-‘awamil) yang mendahuluinya.
5.) Bahasa Arab sangat menekankan konformitas antar unsurnya. Dalam bahasa Arab dikenal pembagian kata berdasarkan jenis kelamin dan jumlah bilangan. Masing-masing mempunyai ciri-ciri dan aturan tersendiri.
6.) Bahasa Arab memiliki makna mazazi yang sangat kaya. Majaz atau gaya bahasa merupakan ciri khas yang sangat menonjol dalam kesusasteraan bahasa Arab. Dalam mengemukakan gagasannya, para sastrawan atau penulis Arab sering menggunakan berbagai gaya bahasa yang tentunya membutuhkan keseriusan sendiri untuk bisa memahami maknanya yang dimaksudkan.
7.) Makna kosa kata bahasa Arab sering berbeda antara makna kamus (al-maknal-mu’jami) dengan makna yang dikehendaki dalam konteks kalimat tertentu (al-ma’na al-siyaqi). Sangat sering ditemukan kosa kata bahasa Arab yang mengalami perluasan makna dari makna asalnya. Seperti kata ضربyang makna asalnya adalah “memukul”, tetapi dalam konteks tertentu bisa berarti “membuat contoh, bepergian, menggigit, menembak, membacok, dan lain-lain.”

                                                                 BAB III
KONDISI OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN
A.    Sejarah Desa Muara Tawi
Desa Muara Tawi, terletak disebelah utara dari ibu kota kecamatan jarai, kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Desa ini berjarak 1 Km dari kecamatan, 73 Km dari ibu kota kabupaten Lahat dan 350 Km dari ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Dan dipimpin oleh kepala desa yaitu bapak Nilwan.
Menurut sejarah penduduk pertama desa Muara Tawi berasal dari desa Bangke Tengah Padang lebih kurang Tahun 1923 M, Senamang Balas dan Meskat pindah dari Bangke tengah Padang ke permukiman yang baru, tempat permukiman baru ini merupakan tempat bermuaranya Air Suban dan tempat dimakamkanya Puyang Palembang yang bernama Tawi, dari sinilah ide pemberian nama tempat pemukiman yang baru tersebut dengan nama Muara Tawi.

B. Profil Masjid Taqwa Desa Muara Tawi
Desa Muara Tawi mempunyai sebuah Masjid atau tempat pusat peribadatan Umat Islam, tempat taman pendidikan Al-Qur’an anak-anak  dan majelis ilmu ta’lim serta tempat pusat silahturrahmi masyarakat desa Muara Tawi yaitu Masjid Taqwa.

Masjid Taqwa, desa Muara Tawi, Kec. Jarai Lahat Sumsel

Masjid Taqwa adalah masjid yang terletak di jalan raya Pagaralam – Pendopo/Bengkulu, dusun II, Desa Muara Tawi, Kec. Jarai Kabupaten Jarai, Provinsi Sumatera Selatan.
Masjid taqwa dibangun oleh masyarakat sekitar lebih kurang tahun 1930-an oleh masyarakat sekitar desa Muara Tawi, dan bisa menampung sampai 300 jamaah serta kondisi masjid dalam kondisi baik.
Dan kepengurusan Masjid Taqwa Muara Tawi dipimpin oleh ketua Masjid Bapak Masri, dibawah penasehat Kepala Desa dan Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yang dipimpin oleh bapak Arwanto.
Adapun susunan pengurus Masjid Taqwa Desa Muara Tawi adalah sebagai berikut:
Pelindung Penasehat      :           Nilwan (Kepala Desa)
Ketua                             :           Masri. M
Sekretaris                       :           Indri
Bendahara                      :           Sukirno
Seksi-Seksi
a.       Seksi Kegiatan Ibadah (Imarah)
Ketua                          :           Sarupi
Sekretaris                    :           Ibnu Hajar
Anggota                      :        1. Jamaludin
                                             2. Waharudin
                                             3. Hutami
b.      Seksi Administrasi    (idara)
Ketua                        :           Harnoto
Sekretaris                              :           Sulaiman
Anggota                    :           1. Muzahirin
                                              2. Zazili Ikbal
                                              3. Hartanudi
c.       Seksi Pemeliharaan (ri’ayah)
Ketua                          :           Nopa Harianto
Sekretaris                    :           Rizali
Anggota                      :           1. Hingki Sisko
                                                2. Haryono
                                                3. Herwandi
                                                4. Asman

C. Santri TPA Masjid Taqwa desa Muara Tawi
Adapun Santri TPA masjid taqwa desa muara tawi berjumlah 30 santri. Perempuan 16 orang, laki-laki 14 orang.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Kemampuan membaca huruf hijaiyah santri TPA masjid taqwa desa muara tawi
Kemampuan santri-santri TPA masjid Taqwa desa Muara Tawi kurang memadai, dikarnakan minimnya kreatifitas guru yang mengajar, hal tersebut dilihat dari cara guru mengajar, ketika masuk jam belajar siswa disuruh berdo’a kemudian langsung membaca iqro’(bagi pemula) dan al-qur’an (bagi yang sudah lancar) kemudian guru hanya menyimak bacaan yang dibaca santri dan meluruskan bacaan santri yang tidak atau kurang tepat kemudian pulang, hal tersebut membuat santri kurang memahami makhorijul dan panjang pendeknya huruf, ketika hari berikutnya kebanyakan santri pada saat mengaji, banyak yang lupa atau tidak bisa membaca, padahal huruf yang dibaca sudah dipeljari di hari sebelumnya,oleh karna itu kreatifitas guru dalam mengajar mengaji tidak boleh diabaikan, guru harus lebih kreatif dalam mengajarkan huruf hijaiyah, baik makhorijul huruf maupun panjang pendeknya huruf.

B.     Kesulitan yang dihadapi santri TPA masjid Taqwa desa Muara Tawi dalam membaca huruf hijaiyah
santri-santri TPA masjid taqwa desa muara tawi mengalami kesulitan dalam pelaksanaan belajar mengaji, terutama dalam prosesnya, santri hanya sekedar membaca iqro’ (bagi yang masih pemula), dan membaca al-qur’an (bagi yang sudah lancar membaca huruf hijaiyah) tanpa mengetahui bagaimana bunyi atau makhorijul huruf yang benar, santri hanya dituntut untuk membaca tanpa mempelajari makhorijul huruf yang benar, padahal bunyi dari masing-masing huruf hijaiyah mempunyai penyebutan yang tidak boleh salah dalam penyebutanya, terlintas banyak dari huruf-huruf hijaiyah memiliki persamaan penyebutan, akan tetapi sangatlah jauh berbedah, hal tersebut membuat santri kesulitan dalam membedakan makhorijul hurufnya, misalnya ketika beberapa santri disuruh membaca huruf ث ,س,ش  kebanyakan dari mereka menyebut ketiga huruf tersebut dengan sebutan (sa), hal tersebut dikarenakan guru (utstadz) tidak mengajarkan makhorijul huruf dengan intensif, padahal jika membaca al-qur’an, huruf ش  dibaca (sa), atau ث  dibaca (sa) maka hal itu dapat merubah makna dari kata yang dibaca dari ayat al-qur’an. Kemudian ada juga yang pada saat belajar mengaji ada santri yang tidak mempunyai iqro’ (bagi pemula), hal tersebut membuat santri kesulitan pada saat belajar mengaji, kebanyakan mereka ketika pulang kemudian belajar mengaji pada esok harinya, mereka lupa atau tidak bisa karna tidak mengulangi bacaan yang telah dipelajari sebelumnya di rumah dikarnakan tidak mempunyai iqro’. Salah satu faktornya adalah faktor ekonomi, padahal belajar mengenal huruf hijaiyah (al-qur’an) adalah hal yang terpenting dalam mempelajari ilmu agama islam secara mendalam.

                                                                      BAB V
PENUTUP

Adapun penutup dari penelitian pada laporan individu ini dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1.             Guru harus lebih kreatif dalam mengajarkan huruf-huruf hijaiyah, karna itu adalah titik awal dalam mempelajari ilmu-ilmu tentang agama.
2.             Faktor yang menyebabkan santri kurang bisa membaca huruf hijaiyah dikarnakan tidak memiliki iqro’ untuk dipelajari kembali di rumah.
3.             Makhorijul huruf harus lebih ditekankan, karna dapat berdampak negative pada saat membaca huruf-huruf arab (hijaiyah), satu huruf saja salah dalam penyebutan suatu bacaan, maka bacaan yang dibaca tersebut dapat berubah makna menjadi makna yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Malibary L.A.S, A. Akrom, dkk. 1976. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN. Jakarta: Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan  Agama Departemen Agama R.I.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Salim, Peter Salim-Yenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press.

Sandjaja, Soejanto. Pengaruh keterlibatan Orang tua terhadap Minat Membaca Anak ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. “http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1.pdf




[1] Peter Salim-Yenny salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Modern English Press, 1991), hlm.114
[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Balai Pustaka, 1989) hlm.62
[3] Martini S Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2007), hlm.106
[4] Soejanto Sandjaja, Pengaruh keterlibatan Orang tua terhadap Minat Membaca Anak ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan, “http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1.pdf
[5] Farida rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.2
[6] Ibid, hlm.11
[7] A. Akrom Malibary L.A.S, dkk., Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan  Agama Departemen Agama R.I, 1976), hlm. 121.
[8] Syamsuddin Asyrofi, dkk.,Metodologi., hlm. 61-62.
loading...