KOMUNIKASI DA’I TERHADAP MAD’U DALAM MENYAMPAIKAN DAKWAH DI MASJID TAQWA DESA MUARA TAWI
Laporan Penelitian
Dibuat Untuk Melengkapi Syarat- Syarat
Dalam Mengikuti
Kuliah Kerja Nyata UIN Raden Fatah
Palembang
Angkatan Ke-66 Tahun 2016
DISUSUN OLEH:
FEBRINA ANGRAINI (12510025)
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN:
DRS. ABD.AZIM AMIN, M.HUM
................................
................................
LOGO
.................................
.................................
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Febrina Angraini
NIM :
Fakultas : Dakwah dan
Komunikasi
Jurusan : Komunikasi
Penyiaran Islam
Kelompok : 09
Desa :
Muara Tawi
Kecamatan : Jarai
Kabupaten : Lahat
Telah menyelesaikan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-66 Tematik Posdaya Berbasis Masjid
terhitung dari tanggal 02 Februari-17 Maret 2016 di Desa Muara Tawi, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat. Dan telah melakukan penelitian dengan judul : ‘‘KOMUNIKASI DA’I TERHADAP MAD’U DALAM MENYAMPAIKAN DAKWAH DI MASJID TAQWA DESA MUARA TAWI” disusun guna melengkapi salah satu syarat
penyelesaian dan penilaian akhir dalam mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan Ke-66 UIN Raden Fatah Palembang Tahun 2016.
Palembang, 26 Maret
2016
Mengetahui, Mahasiswa
KKN
Dosen Pembimbing Lapangan
Drs.Abd.Azim Amin, M.Hum Febrina Angraini
NIP. NIM :
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, segala
puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan individu KKN Tematik Posdaya Berbasis Masjid UIN Raden Fatah Palembang Angkatan ke-66 ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya.
Laporan ini disusun dalam
rangka menindaklanjuti dari Kuliah Kerja Nyata yang telah dilaksanakan di desa Muara
Tawi pada tanggal 02 Februari-17 Maret 2016. Kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, kami selaku penulis mengucapkan
terima kasih atas segala bantuan, baik materil maupun moril. Ucapan terima
kasih ini kami sampaikan kepada yang terhormat:
1.
Bapak
Prof.Dr. H. Aflatun Muchtar,MA, selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
2.
Bapak Dr.Kusnadi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Raden
Fatah Palembang.
3.
Bapak Dr.Muhajirin, MA, selaku Ketua Lembaga
Pengabdian Masyarakat Kuliah Kerja Nyata (LP2M KKN).
4.
Bapak Drs.Abd.Azim
Amin, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN Muara Tawi yang telah membimbing kami
selama kegiatan KKN ini berlangsung.
5.
Bapak Nilwan, selaku Kepala Desa Muara Tawi,
Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, beserta para jajaranya yang telah
memberikan bimbingan dan dukunganya kepada kami.
6.
Rekan-rekan KKN kelompok 09 yang
selalu memberikan dukungan satu sama lain.
7.
Tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah
membantu dalam menyukseskan pelaksanaan program kerja kami.
8.
Karang Taruna Desa Muara Tawi dan segenap lapisan masyarakat yang telah membantu kami dalam
menyelenggarakan program kerja kami.
Akhirnya, semoga laporan ini
dapat menjadi acuan dan motivasi kepada mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dan juga semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Palembang, 26 Maret 2016
Penyusun,
Febrina Angraini
NIM:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Fatah Palembang sebagai salah satu Uiniversitas pendidikan
yang berperan aktif dalam melakukan pembinaan sumber daya manusia yang
berkualitas dan religius. Salah satu kagiatan yang merupakan perwujudan dari
Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu di antaranya adalah pengabdian terhadap
masyarakat yang disebut dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam hal ini
mahasiswa berperan sebagai motivator, dinamisator, dan komunikator yang dapat
bekerja sama degan masyarakat dalam melaksanakan program kerja terencana selama
kegiatan KKN serta sebagai penghubung antara masyarakat dan aparat pemerintah
dalam menjalankan roda pemerintahan yang sinergis dan sesuai dengan harapan.
Sehingga apa yang menjadi tujuan dan cita-cita pembangunan dapat tercapai
dengan maksimal.
Pola pelaksanaan pembinaan tersebut bagi mahasiswa
sebagai motivator, dinamisator, dan komunikator yang dapat diidentifikasikan
pada keilmuan yang ada di fakultas masing-masing secara profesional. Di mana
mahasiswa peserta KKN tersebut lebih berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan agama Islam sesuai dengan masing-masing fakultas serta mengupayakan
penggunaannya dalam berbagai kehidupan untuk memperkaya nilai-nilai budaya
bangsa. Berdasarkan hal itu, maka mahasiswa UIN Raden Fatah dengan
program KKN mencoba merilis dan menyikapi prosesi pembangunan melalui
peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat Desa Muara Tawi
kecamatan Jarai kabupaten Lahat, dengan
merancang berbagai program kegiatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
masyarakat. Sasaran utama dari pelaksanaan KKN ini adalah : individu, komunitas
dan masyarakat, lembaga keagamaan, lembaga sosial, lembaga pendidikan.
Mahasiswa yang merupakan peserta KKN ini diharapkan
mampu beradaptasi dengan masyarakat yang menjadi desa tujuan KKN serta
memberikan kontribusi pemikiran yang berguna bagi peningkatan kualitas
keagamaan masyarakat, hubungan sosial dan mutu pendidikan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan seputar komunikasi, khususnya mengenai komunikasi da’i terhadap mad’u dalam menyampaikan dakwah di Masjid Taqwa desa Muara
Tawi, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat. Lingkungan atau
tempat berlangsungnya proses berdakwah lingkungan masjid, keluarga, sekolah,
dan juga masyarakat. Diantara ketiga lingkungan di atas, lingkungan masjid merupakan
lingkungan berdakwah yang pertama dan utama.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul: ‘‘Komunikasi
Da’i Terhadap Mad’u dalam Menyampaikan Dakwah Di Masjid
Taqwa Desa Muara Tawi”
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah umum desa Muara Tawi?
2.
Bagaimana komunikasi da’i
terhadap mad’u dalam menyampaikan
dakwah di Masjid Taqwa Desa Muara Tawi?
C. Metodologi
Penelitian
Penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif yaitu berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan
atau memo, dan dokumen lainnya[1].
1.
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini
adalah bersifat kualitatif yang menguraikan data-data yang berkaitan dengan
bentuk-bentuk penyiaran dakwah Islam.
2.
Sumber
data
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a.
Data
Primer
Data
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data[2].
Peneliti menggunakan wawancara dan observasi kepada da’i.
b.
Data
Sekunder
Data
Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen[3].
Peneliti menggunakan dokumen seperti buku atau arsip lainnya. Dokumen tersebut
bisa dilihat di internet atau di buku dan arsip lainnya yang bersangkutan.
3.
Teknik
Pengumulan Data
Pengumpulan data dalam penyusunan penelitian ini di lakukan dengan
beberapa metode, yaitu:
a.
Metode
Wawancara
Salah
satu metode pengumpul data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada para responden[4].
Guna mendapatkan informasi akan peran komunikasi, peneliti mewawancarai seorang da’i,
seperti mengajukan beberapa pertanyaan.
b.
Metode
Observasi
Observasi
atau pengamatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian mengingat tidak
setiap penelitian menggunakan alat pengumpul data demikian. Pengamatan atau
observasi dilakukan memakan waktu yang lebih lama apabila ingin melihat suatu
proses perubahan, dan pengamatan dilakukan dapat tanpa suatu pemberitahuan
khusus atau dapat pula sebaliknya[5].
Pada
pembahasan ini peneliti terjun langsung di tempat penelitiannya guna mengetahui
informasi yang ada pada radio Dakwah Al-Ittifaqiah tersebut.
c.
Metode
Dokumentasi
Cara
lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik
dokumentasi. Ada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumentasi yang ada pada responden atau
tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-harinya[6].
Peneliti menggunakan dokumentasi dari
beberapa sumber seperti melihat arsip-arsip, foto, buku dan lain sebagai
sebagainya di radio tersebut.
D. Sistematika
Penulisan
Dalam sistematika laporan hasil
penelitian ini akan dibahas dan disajikan dalam lima bab yang terdiri dari
beberapa bab yang akan dibahas lebih cermat dan mendalam:
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB
II : LANDASAN
TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori yang berkenaan dengan penelitian laporan
ini dalam hal ini isi dari landasan teori antara lain adalah pengertian
komunikasi dan dakwah.
BAB
III : KONDISI OBJEKTIF
LOKASI PENELITIAN
Membahas mengenai tentang keterangan terkait wilayah yang menjadi objek
penelitian dan dalam hal ini berisi tentang profil Masjid Taqwa Muara Tawi dan keadaan
masyarakat atau jama’ah Masjid Taqwa desa Muara Tawi.
BAB
IV : PEMBAHASAN
Membahas mengenai komunikasi dakwah yang berhasil.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini merupakan bab
terakhir yang berisi
kesimpulan hasil dari penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar communis yang berarti “sama”. Maksudnya
orang yang menyampaikan dan orang yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan.
Banyak sekali batasan yang dikemukan oleh berbagai akar tentang
komunikasi. Yang paling banyak diangkat
ialah batasan yang dikemukan oleh Dr. Harold D. Laswell, seorang profesor di bidang ilmu hukum ada Universitas Yale Amerika Serikat.
Ada lima unsur yang harus ada agar
komunikasi berjalan lancar, yakni:
1.
Who (siapa) yang kemudian disebut
komunikator atau pengirim komunikasi.
2.
What (apa) yang kemudian disebut message atau pesan komunikasi.
3.
Whom (kepada) siapa yang kemudian
disebut komunikan khalayak.
4.
Channel (media apa) yang kemudian sarana atau media.
5.
Effect (dampak) komunikasi yang kemudian
disebut dampak efek komunikasi yang diimplementasikan dalam umpan balik (feed back).[7]
Jadi komunikasi
adalah seseorang yang menyampaikan tujuan yang sama
dengan apa yang akan disampaikan kepada obyek. Dengan dilengkapi dengan unsur-unsur
yang ada pada komunikasi agar berjalan dengan lancar
diantaranya; who, what, whom, channel dan effect.
B. Dakwah
Ditinjau dari bahasa, kata dakwah
berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya mengajak,
menyeru, memanggil. Jadi dakwah merupakan proses penyampaian
pesan-pesan yang berupa suatu ajakan, seruan atau panggilan agar orang lain dapat memenuhi
ajakan tersebut.
Sedangkan secara terminologi menurut beberapa para
ahli diantaranya: Omar mengatakan dakwah itu mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan,
untuk keselamatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat. Hasjmy mengatakan
dakwah Islamiyyah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan
aqidah dan syariat Islamiyyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan
oleh pendakwah sendiri. Aceh mengatakan dakwah yang berasal dari da’a,
berarti perintah mengadakan seruan kepada semua
manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah SWT yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang baik. Kata-kata ini mempunyai arti
yang luas sekali, tetapi tidak keluar dari pada tujuan
mengajak hidup sepanjang agama dan hukum Allah[8].
Bagi seorang
muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Sebagaimana setiap muslim secara otomatis sebagai pengemban misi
dakwah sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: Sampaikanlah
dariku walaupun satu ayat. (HR. Al Bukhari)[9]
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dakwah merupakan proses penyampaian
ajaran agama Islam kepada umat manusia di muka bumi yang dilakukan
dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat-nasihat yang baik menuju jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk keselamatan dan
kebahagian mereka di dunia maupun di akhirat.
BAB III
KONDISI
OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN
A.
Profil Masjid Taqwa Desa Muara Tawi
Desa Muara Tawi
mempunyai sebuah Masjid atau tempat pusat peribadatan Umat Islam, Taman
Pendidikan Al-Qur’an anak-anak dan majelis ilmu ta’lim serta tempat pusat silahturrahmi
masyarakat desa Muara Tawi yaitu Masjid Taqwa.
Masjid Taqwa adalah
masjid yang terletak di jalan raya Pagaralam – Pendopo/Bengkulu, dusun II, Desa
Muara Tawi, Kec. Jarai Kabupaten Jarai, Provinsi Sumatera Selatan. Masjid Taqwa dibangun oleh
masyarakat sekitar lebih kurang tahun 1930-an oleh masyarakat sekitar desa
Muara Tawi, dan bisa menampung sampai 300 jamaah serta kondisi masjid dalam
kondisi baik. Kepengurusan Masjid
Taqwa Muara Tawi dipimpin oleh ketua Masjid Bapak Masri, dibawah penasehat
Kepala Desa dan Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yang dipimpin oleh bapak
Arwanto.
Adapun susunan pengurus
Masjid Taqwa Desa Muara Tawi adalah sebagai berikut:
Pelindung Penasehat
|
:
|
Nilwan (Kepala Desa)
|
Ketua
|
:
|
Masri. M
|
Sekretaris
|
:
|
Indri
|
Bendahara
|
:
|
Sukirno
|
Seksi Kegiatan Ibadah (Imarah)
Ketua
|
:
|
Sarupi
|
Sekretaris
|
:
|
Ibnu Hajar
|
Anggota
|
:
|
1. Jamaludin
|
2. Waharudin
|
||
3. Hutami
|
Seksi Administrasi (Idara)
Ketua
|
:
|
Harnoto
|
Sekretaris
|
:
|
Sulaiman
|
Anggota
|
:
|
1. Muzahirin
|
2. Zazili Ikbal
|
||
3. Hartanudi
|
Seksi Pemeliharaan (Ri’ayah)
Ketua
|
:
|
Nopa Harianto
|
Sekretaris
|
:
|
Rizali
|
Anggota
|
:
|
1. Hingki Sisko
|
2. Haryono
|
||
3. Herwandi
|
||
4. Asman
|
B. Masyarakat dan
Jamaah Masjid Taqwa Muara Tawi
Desa Muara Tawi,
terletak di sebelah utara dari
ibu kota kecamatan jarai, kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Desa ini berjarak 1
Km dari kecamatan, 73 Km dari ibu kota kabupaten Lahat dan 350 Km dari ibu kota
provinsi Sumatera Selatan. Dan dipimpin oleh kepala desa yaitu bapak Nilwan.
Menurut sejarah penduduk
pertama desa Muara Tawi berasal dari desa Bangke Tengah Padang lebih kurang
Tahun 1923 M, Senamang Balas dan Meskat pindah dari Bangke tengah Padang ke
permukiman yang baru, tempat permukiman baru ini merupakan tempat bermuaranya
Air Suban dan tempat dimakamkanya Puyang Palembang yang bernama Tawi, dari
sinilah ide pemberian nama tempat pemukiman yang baru tersebut dengan nama
Muara Tawi. Masyarakat desa
Muara Tawi atau Jamaah lingkungan Masjid Taqwa desa Muara Tawi, berpenduduk
lebih kurang 500 jiwa atau 125 KK, dan mayoritas 100 % penduduk adalah menganut
agama Islam.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Dakwah
Yang Berhasil
Manusia itu
memerlukan lingkungannya, sebab dengan lingkungannya itulah manusia dapat mengembangkan diri.
Hubungan manusia dengan lingkungan ibarat dua sisi mata uang sehingga tidak sah
salah satu, tanpa diikut sertakan bagian yang lainnya. Kita tidak dapat
membayangkan eksistensi manusia tanpa lingkungannya, sama halnya kita tidak dapat
membayangkan atau mengetahui suatu lingkungan tanpa menghubungkannya dengan
manusia.
Di dalam pandangan
Islam, interaksi dengan lingkungan ini, khususnya dengan lingkungan sosial atau
individu merupakan salah satu kewajiban pokok bagi setiap pemeluknya, yang
dituangkan dalam pengertian hablum
minannas (hubungan manusia). Hubungan antar manusia ini, adalah hubungan
silaturrahmi yang artinya interaksi sosial di atas prinsip ramah atau kasih
sayang.
Peranan
komunikasi dakwah itu memegang fungsinya yang sangat penting. Karena dalam Islam
semua hubungan dengan manusia harus senantiasa dilandasi ada nafas kasih
sayang. Bahkan kewajiban bagi setiap muslim, diantaranya ialah harus hidup
dalam jama’ah tidak dibenarkan setiap muslim hidup secara individual,
membutakan diri dari kenyataan sosial yang ada.
Dengan demikian, apabila komunikasi merupakan dasar
interaksi dan dakwah merupakan bentuk komunikasi bertumpu ada karakter kasih
sayang, maka komunikasi dakwah merupakan suatu dasar terwujudnya suatu
interaksi sosial yang diwarnai kasih sayang tersebut atau dikenal dengan
silaturrahmi. Komunikasi sebagai suatu proses saling memengaruhi, dengan
memberikan stimulus-stimulus baik verbal maupun nonverbal dalam perkembangannya
akan menimbulkan suatu interaksi antara mereka yang terlibat dalam komunikasi
tersebut. Dengan demikian, dakwah sebagai alat untuk meletakkan dasar interaksi
sosial itu, tidak dapat melepaskan diri dari tanggungjawabnya untuk senantiasa
merangsang oranglain dan dirinya sendiri agar terbentuk interaksi sosial hablum minannas atas dasar silaturahmi.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan tugas
dakwah, seseorang da’i sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwahnya, juga dituntut untuk memegang prinsip-prinsip berikut:
1.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan tulus (sincerity)
2.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan ramah (friendship)
3.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan kesungguhan (seriousnessi)
4.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan percaya diri (self
confidence)
Menegakkan
dakwah melalui komunikasi harus dilakukan dengan penuh kesungguhan oleh umat Islam,
sehingga pesan-pesan (message) ajaran
Islam sampai kepada sasaran komunikan dengan tepat. Dan tujuan (destination) dari dakwah itu sendiri
bisa terwujud untuk mencapai terbentuknya masyarakat Islami, yang ada akhirnya
mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.[10]
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi adalah
seseorang yang menyampaikan tujuan yang sama
dengan apa yang akan disampaikan kepada obyek. Dengan dilengkapi dengan unsur-unsur
yang ada pada komunikasi agar berjalan dengan lancar
diantaranya; who, what, whom, channel dan effect.
Dakwah merupakan proses
penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia di muka bumi yang dilakukan
dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat-nasihat yang baik menuju jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk keselamatan dan
kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat.
Untuk mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaan tugas dakwah, seseorang da’i sebagai komunikator
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya, juga dituntut untuk memegang prinsip-prinsip
berikut:
1.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan tulus (sincerity)
2.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan ramah (friendship)
3.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan kesungguhan (seriousnessi)
4.
Menyampaikan tugas
dakwah dengan percaya diri (self
confidence)
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Ass, Djamalul Abidin. 1996. Komunikasi Dan Bahasa Dakwah. Jakarta:
Gema Insani Press.
Moleong, Lexy
J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Ph.D, Sukardi.
2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya.
Yogyakarta: PT Bumi Aksara.
Subagyo P.
Joko. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori
Dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012.
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[1] Lexy J.
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2014), hlm. 11
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 308
[3] Ibid., hlm. 309
[4] P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik
(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 39
[6] Sukardi, Ph.D,
Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya, (Yogyakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), hlm. 81
[7] Djamalul
Abidin Ass, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hlm. 16-18
[10] Ibid., hlm. 154-160