FILSAFAT DAN RUANG LINGKUP (Filsafat Pendidikan Islam)
Makalah Filsafat Pendidikan Islam
Oleh: Wiji Lestari, Yuhana & Yuni Nopita Sari
(Tarbiyah PAI-Fiqh) UIN Raden Fatah Palembang
(Tarbiyah PAI-Fiqh) UIN Raden Fatah Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dunia
pendidikan Islam di Indonesia khususnya, dan dunia Islam pada umumnya masih
dihadapkan pada berbagai persoalan mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan
yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru, metode,
kurikulum dan sebagainya. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut masih terus
dilakukan dengan berbagai upaya. Penataran guru, pelatihan tenaga pengelola
pendidikan dan lain sebagainya harus dilakukan, namun masalah pendidikan terus
bermunculan.
Upaya untuk
memperbaiki kondisi kependidikan yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada
akar permasalahannya yang bertumpu pada pemikiran filosofis. Filsafat
pendidikan islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam
bidang pendidikan,mulai dari visi misi,dan tujuan pendidikan,dasar-dasar dan
asas-asas pendidikan islam,konsep manusia,guru,anak didik,kurikulum,dan metode
sampai dengan evaluasi dalam pendidikan secara filosofis. Dengan kata lain,
ilmu ini akan mencoba mempergunakan jasa pemikiran. Kenyataan menunjukan adanya
kiblat-kiblat pendidikan islam yang belum jelas.
Pendidikan
Islam masih belum menemukan format dan bentuknya yang khas sesuai dengan agama
islam hal ini selain karena banyaknya konsep pendidikan yang ditawarkan para
ahli yang belum jelas keislamannya,juga karena belum banyak pakar pendidikan
islam yang merancang pendidikan islam secara seksama.
Dengan
demikian dalam makalah ini akan dibahas lebih rinci tentang pengertian dan ruang
lingkup pendidikan Islam
1.2 Rumusan masalah
a.
Apakah yang
dimaksud dengan filsafat, pendidikan dan Islam?
b.
Apakah
yang dimaksud dengan filsafat pendidikan Islam?
c.
Apakah ruang
lingkup Filsafat Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat, Pendidikan
dan Islam
Filsafat
Pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat, pendidikan
dan Islam. Untuk memahami pengertian filsafat pendidikan Islam akan lebih baik
jika dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk selanjutnya
secara menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka pikir
sebagai berikut: Filsafat menurut Sutan Zanti Arbi (1988) berasal dari kata
benda Yunani Kuno philosophia yang secara harpiah bermakna “kecintaan akan
kearifan”. Makna kearifan melebihi pengetahuan, karena kearifan mengharuskan
adanya pengetahuan dan dalam kearifan terdapat ketajaman dan kedalaman.
Sedangkan John S. Brubacher (1962) berpendapat filsafat dari kata Yunani filos
dan sofia yang berarti “cinta kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan”.[1]
Secara
istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli
bersangkutan, diantaranya:
a. Mohammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat sebagai
aktifitas berfikir murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara
mendalam segala sesuatu.
b. Menurut Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu
seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu. (Syar’I,2005)
c. Harun Nasution (1973), menyatakan bahwa inti sari dari filsafat itu
sendiri adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak
terikat pada tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai kedasar-dasarnya.
d. Menurut Jujun S Suriasumantri (1982), berpikir filsafat merupakan
berpikir yang mendasar, menyeluruh, dan spekulatif.
Kajian dan
telaah filsafat memang sangat luas, karena itu filsafat merupakan sumber
pengetahuan. Namun paling tidak, ada 2 hal pokok yang dapat kita mengerti dari
istilah filsafat, yaitu : Pertama, aktivitas berfikir manusia secara
menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap sesuatu baik mengenai ketuhanan,
alam semesta maupun manusia itu sendiri guna menemukan jawaban hakikat sesuatu
itu. Kedua, ilmu pengetahuan yang mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat
sesuatu yang berhubungan dengan ketuhanan, manusia dan alam semesta secara
menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka memperoleh jawaban tentang
hakikat sesuatu itu yang akhirnya temuan itu menjadi pengetahuan.
Pendidikan
adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar
menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun
segala sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar
mendewasakan mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan keterampilan,
bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan pembinaan
kepribadian, sikap moral dan sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak
hanya diartikan manusia muda yang sedang tumbuh dan berkembang secara biologis
dan psikologis tetapi manusia dewasa yang sedang mempelajari pengetahuan dan
keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
dirinya juga dikualifikasikan sebagai peserta didik.
Menurut
Hadari Nawawi (1988), menyatakan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar
sekolah. Dengan reaksi yang berbeda, Hasan Langgulung (1986) mengartikan
pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada
setiap individu dalam suatu masyarakat Islam. Menurut Harun Nasution
(1979) adalah segala agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam adalah agama yang
seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur
dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia
dan dengan alam semesta. (Syar’I,2005)
Islam akan
dilihat dari dua sudut pengertian. Pertama dari makna kata (etimologi). Kedua
dari kata Islam sebagai agama Allah (din Allah). Melalui kedua pendekatan ini
diharapkan akan lebih mempermudah pemahaman terhadap hubungan antara Islam sebagai
agama, sebagai system nilai, dan juga sebagai pandangan hidup.
Secara
etimologis, Islam memiliki sejumlah derivasi (kata turunan), antara lain:
(Jalaludin,2011)
a. Aslama, yang berarti menyerahkan diri, taat, tunduk,
dan patuh sepenuhnya.
b. Salima,berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan
bebas dari cacat atau cela.
c. Salam, berarti damai, aman,dan tentram.
d. Sullam, yang artinya tangga (alat bantu untuk naik ke
atas).
Berdasarkan
pengertian etimologi ini, maka secara garis besarnya Islam mengandung makna
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah yang dibuktikan dengan sikap taat,
tunduk, dan patuh terhadap ketentuannya, guna terwujudnya suatu yang selamat,
sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat atau cela dalam kondisi damai,
aman, dan tentram, serta berkualitas.
2.2 Pengertian Filsafat Pendidikan
Islam
Menurut
Arifin (1992), Filsafat Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah konsep berpikir
tentang kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam tentang hakikat kemampuan
manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia
harus dibina menjadi hamba Allah swt. yang berkepribadian demikian. Sarana dan
upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan pencapaian cita-cita demikian, dan
sebagainya.
Menurut
Zuhairini, dkk (1955), Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan
filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka
artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam
dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya memberikan
arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.
(Maulana,2013)
Sementara
itu, Hasan Langgulung (1992), mengemukakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam
adalah sejumlah prinsip kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran Islam
atau sesuai dengan semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan
dalam usaha pendidikan.
Ahmad D.
Marimba (1989), Filsafat Pendidikan Islam adalah perenungan-perenungan mengenai
apa sesungguhnya Pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-usaha pendidikan
dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam.
Sedangkan
Abuddin Nata[2] mendefinisikan
Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai
masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an
dan al-Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof
muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan
Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan,
seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan
dengan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Tanpa
mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu sebagai aktifitas berfikir
mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan yang melakukan kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai masalah-masalah pendidikan dari
sumber wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun al-Hadis, paling tidak terdapat 2 hal
pokok yang patut diperhatikan dari pengertian Filsafat Pendidikan Islam:
a. Kajian menyeluruh, mendalam dan
spekulatif terhadap kandungan al-Qur’an dan Al-hadis dalam rangka merumuskan
konsep dasar pendidikan islam. Artinya, Filsafat Pendidikan Islam memberikan
jawaban bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntunan
nilai-nilai Islam.
b. Kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi berbagai probelam
yang dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep pendidikan islam
diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema, maka ketika itu
dilakukan kajian untuk mengatasi berbagi problema tadi. Aktivitas melakukan
kajian menghasilkan konsep dan prilaku mengatasi problem pendidikan
islam tersebut merupakan makna dari Filsafat Pendidikan Islam.
Sebenarnya
antara kajian mendalam, menyeluruh dan spekulatif merumuskan konsep dasar
pendidikan islam dengan pikiran mengatasi problematika pendidikan Islam sulit
untuk dapat dipisahkan secara tegas, sebab ketika suatu problem pendidikan
islam dipecahkan melalui hasil sebuah kajian mendasar menyeluruh, maka
hasil tersebut sesungguhnya menjadi konsep dasar pelaksanaan pendidikan islam
selanjutnya. Sebaliknya ketika suatu rumusan pemikiran pendidikan islam dibuat,
misalnya konsep pendidikan di era globalisasi yang penuh persaingan kualitatif
maka sebetulnya konsep yang dihasilkan tadi merupakan antisipatif menghadapi
problem pendidikan islam di era millenium III yang di tandai globalisasi
informasi dan persaingan kualitatif. (Syar’I,2005)
Perpaduan
antara agama dan akal fikiran membuat kita untuk menjelaskan persoalan khusus
(misalnya tentang universalisme), pemikiran pengakuan, dan menjawab
keberatan-keberatan utama yang ditujukan pada solusi Aristotealismenya, yaitu
dengan menyempurnakan metode skolastiknya.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu ilmu yang mengkaji,
mencari, menganalisa, membahas secara filosofis tentang hakikat pendidikan Islam,
baik secara konseptual, maupun operasional, serta menggunakan jasa Filosofis dalam
mencari alternatif paling efektif bagi pemecahan problema pendidikan islam yang
berdasar dan bersandar pada sistem kebenaran yang mutlak yaitu al-Qur'an dan
al-Hadits serta pandangan filosofis muslim sehingga dapat memberikan perbaikan
dan pengembangan terhadap pendidikan Islam.
2.3 Ruang Lingkup Filsafat
Pendidikan Islam
Pemikiran
dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok, yaitu:
penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang Islam. Karena
itu, setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia Filsafat Pendidikan
Islam seharusnya memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat, pendidikan
dan Islam.
Kajian
dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat
luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan dan atau kehidupan umat
manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran
mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup
umat manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya dalam rangka
mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan
islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia. Menurut Ahmad D.
Marimba (1989) sesungguhnya tujuan pendidikan islam identik dengan tujuan hidup
setiap muslim.
Sebagaimana filsafat pendidikan pada umumnya, maka filsafat pendidikan
islam juga menyangkut pemikiran-pemikiran yang terkait dengan masalah
pendidikan, yakni pendidikan Islam. Filsafat pendidikan islam adalah pedoman
bagi perancang dan orang-orang yang berkerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. (Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany,1973)
Filsafat pendidikan Islam yang bertumpu pada pemikiran mengenai masalah
pendidikan tak dapat dilepaskan dari tugas dan misi kerasulan, yakni untuk
menyempurnakan akhlak. Kemudian penyempurnaan akhlak terkait pula dengan
hakikat penciptaan manusia, yakni menjadi pengabdi Allah yang setia, maka
manusia juga tak dapat melepaskan statusnya selaku khalifah Allah di muka bumi.[3]
Filsafat pendidikan Islam pada hakikat berada pada
permasalahan-permasalahan dari ketiga factor yaitu: (1) hakikat penciptaan, (2)
akhlak mulia, dan (3) tugas khalifah yang diamatkan pada manusia. Disini
terlihat, bahwa filsafat pendidikan Islam tak dapat dilepaskan kaitannya dengan
nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. Menurut Khursyid Ahmad, pendidikan adalah
suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dan sebagai
alat untuk memajukan masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya setiap system
pendidikan terdiri dari seperangkat cita-cita kemasyarakatan, norma dan
nilai-nilai tertentu, dan didasarkan pada pandangan hidup dan kebudayaan
tertentu.
Dalam pandangan Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, filsafat pendidikan
ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam pendidikan.
Titik berat filsafat pendidikan adalah pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan
kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar filsafat dalam menyelesaikan
masalah-masalah pendidikan secara praktis. Dengan demikian ruang lingkup kajian
filsafat pendidikan Islam mencakup prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar
filsafat itu sendiri, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya
penyelesaian pendidikan Islam.
Selanjuatnya Omar Mohhammad al-Toumy al-Syaibany (1979), mengemukakan lima
prinsip dasar dalam kajian filsafat pendidikan Islam. Kelima prinsip dasar tersebut
mencakup:
1.
Pandangan
Islam terhadap jagat raya.
2.
Pandangan
Islam terhadap manusia.
3.
Pandangan
Islam terhadap masyarakat.
4.
Pandangan
Islam terhadap pengetahuan manusia.
5.
Pandangan
Islam terhadap akhlak.
Ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam juga meliputi
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem pendidikan itu sendiri. Adapun
komponen-komponen yang termasuk dalam sistem pendidikan Islam itu, antara lain
dasar yang melandasi pembentukan sistem tersebut. Lalu tujuan yang akan dicapai
oleh pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka perlu ada rumusan
mengenai siapa yang dididik, siapa pelaksannya, bagaimana cara
penyelengaraannya, sarana dan prasarana apa yang diperlukan, materi apa yang
diberikan, bagaimana caranya, kondisi apa yang perlu diciptakan, serta
bagaimana mengukur tingkat pencapainya.
Dengan demikian ruang lingjup kajian filsafat pendidikan Islam adalah
identik dengan Islam itu sendiri. Mencakup semua aspek kehidupan manusia secara
menyeluruh yang terkait dengan maslah pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Filsafat
adalah proses perpikir yang mendalam, menyeluruh tentang
suatu gejala dan tanda yang terjadi di lingkungan hidup manusia.
Kajian dan telaah filsafat sangat luas, karena itu filsafat disebut sebagai
pokok pangkalnya ilmu pengetahuan. Pada dasarnya setiap orang memiliki filsafat
tapi mungkin ia tidak menyadari akan hal itu. Berpikir filsafat berusaha
memecahkan suatu persoalan dan memandang persoalan dari ensensinya.
Pendidikan
ialah usaha sadar yang dilakukan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang
lebih muda atau orang yang belum bisa berpikir secara dewasa. Melalui proses
suatu pendidikan perserta didik akan bisa berpikir secara mandiri dan
diharapkan dapat terbentuk suatu karakter akhlak yang mulia.
Agama
merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh setiap individu. Jika kita
berbicara agama maka menyangkut kebenaran, karena agama adalah kebenaran yang
paling tua. Islam merupakan agama dari Allah. Dalam Islam kita berpegang pada
Al-Qur’an dan Hadits.
Dari arti
kata filsafat, pedidikan, dan Islam maka dapat disimpulkan bahwa filsafat
pendidikan Islam adalah suatu ilmu yang mengkaji, mencari, menganalisa,
membahas secara filosofis tentang hakikat pendidikan islam, baik secara
konseptual, maupun operasional, serta menggunakan jasa filosofis dala mencari
alternatif paling efektif bagi pemecahan problema pendidikan islam yang
berdasar dan bersandar pada sistem kebenaran yang mutlak yaitu al-Qur'an dan
al-Hadits serta pandangan filosofis muslim sehingga dapat memberikan perbaikan
dan pengembangan terhadap pendidikan Islam.
Ruang
lingkup kajian filsafat pendidikan Islam juga meliputi masalah-masalah yang
berhubungan dengan sistem pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan Islam.
Pemikiran-pemikiran mengambarkan cakupan teori mengambarkan rumusan mengenai
perserta didik, pendidik, manajemen, institusi, kurikulum, metode, alat,
evaluasi pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulloh, N.
(2010). Filsafat Pendidikan Islam. Retrieved Oktober Jumad, 2013,
from wordpress.com
Jalaludin.
(2011). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Nasution, H.
(1973). Falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Syar'I, A.
(2005). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Oliver Leaman. 2000. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta : CV
Rajawali.
Haidar
Putra Daulay. 2014. Pendidikan Islam
dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Tedd
Beavers. 2001. Paradigma Filsafat
Pendidikan Islam Kontribusi Filosof Muslim. Jakarta: Katalog Dalam
Terbitan.
Rusmaini. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogjakarta: Pustaka Felicha.
Bernadib, 1982. Imam. Filsafat
Pendidikan.Yogjakarta: IKIP Yogjakarta.
Merimba,
Ahmad. 1962. Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif.
Syar’i
A. 2005. Filsafat Islam. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Susanto.
2011. Filsafat Ilmu, Suatu Kajian Dalam
Dimensi Ontologis, Epistomologi dan Aksiologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Jalaluddin,
dkk. 1998. Filsafat Islam Metoda dan
Penerapan. Jakarta: Bulan Bintang.
Samsul
Nizar. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media
Pertama
Sajuddin
Zar. 2010. Filsafat Islam.Jakarta:
Raja Grafindo Persada.