KISAH SEJARAH FIR’AUN
Pyramida Mesir - source: www.republika.co.id |
Fir'aun (Arab: فرعون
Firʻawn; bahasa Ibrani: פַּרְעֹה, paroh; bahasa Inggris: Pharaoh) adalah gelar yang dalam diskusi
dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir kuno dari semua periode. Dahulu, gelar ini mulai digunakan untuk
penguasa yang merupakan pemimpin keagamaan dan politik kesatuan Mesir kuno,
hanya selama Kerajaan Baru, secara spesifik, selama pertengahan dinasti
kedelapanbelas. Untuk penyederhanaan, terdapat kesepakatan umum di antara penulis modern
untuk menggunakan istilah ini untuk merujuk penguasa Mesir semua periode. (Wikipedia)
Etimologi
Firaun diyakini berasal dari kata Ibrani Paroh.
Sedangkan kata "Firaun" dalam bahasa Indonesia adalah bentuk
dalam bahasa Arab dari kata ini. Kata Ibrani aslinya
berasal dari bahasa Mesir Pr-Aa yang artinya
adalah "Rumah Besar". Pertama-pertama ini adalah istilah untuk istana
kerajaan, tetapi lama-lama artinya adalah penghuni istana ini, yaitu sang raja.
Gelar firaun
Asal mula gelar Firaun terjadi pada masa awal-awal perkembangan masyarakat
lembah Sungai Nil yang sangat subur yang bercorak
pertanian. Untuk pengairan, masyarakat mesir kuno pada awalnya mengandalkan
musim banjir dan kemudian dilengkapi dengan irigasi teknis pada masa-masa
berikutnya. Karena tanah dan batas-batas tanah sangat penting dalam struktur
masyarakat mesir kuno saat itu, maka diangkatlah tokoh masyarakat yang
dihormati untuk mengatur batas-batas tanah dan segala hal yang menyangkut tata
kehidupan masyarakat. Tetua masyarakat itu diberi gelar pharao (firaun)
yang karena berkembangnya sistem kemasyarakatan dan negara, Pharao ini
diangkat menjadi raja yang pada masa itu sebagai pemimpin negara dan pemimpin
keagamaan.
Pada awal perkembangannya, masyarakat Mesir kuno terbagi atas Mesir hulu
dan Mesir hilir yang memiliki firaun dan lambang mahkota sendiri sendiri.
Raja Menes dari Thebes akhirnya menyatukan kedua daerah menjadi satu
kesatuan kekuasaan. Mahkota yang digunakan adalah mahkota rangkap.
Kisah Firaun
Pada suatu ketika, Nabi Musa menyampaikan pesan dari
Allah kepada Firaun dan pengikutnya. Mereka
diminta untuk menyembah Allah. Apabila mereka tidak mau, Allah akan menurunkan
azab. Namun mereka tidak takut dengan ancaman Allah. Setelah itu, Allah
mendatangkan musim kemarau yang panjang, Sungai Nil menjadi kering dan tanaman
tidak tumbuh. Pengikut Firaun tetap tidak mau beriman. Mereka beranggapan bahwa
bencana tersebut disebabkan oleh Nabi Musa. Akhirnya, Allah menurunkan
hujan setelah Nabi Musa berdoa. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh lagi
Firaun dan pengikutnya merasa hal itu adalah hasil usahanya.
Ilustrasi - berbagai sumber |
Kemudian, Allah menurunkan topan yang dahsyat. Tanaman mereka rusak. Para pengikut Firaun pun mendatangi Nabi Musa. Mereka meminta bencana topan dihentikan. Mereka juga berjanji akan menerima ajaran Nabi Musa. Setelah itu, Allah menghentikan bencana topan dan tanaman tumbuh subur kembali. Namun, mereka ingkar terhadap janji mereka. Berulang kali Allah menurunkan azab. Berulang kali pula mereka meminta bantuan Nabi Musa dan mengingkari janji mereka sendiri. Hanya sedikit pengikut Firaun yang beriman kepada Allah swt.
Kisah azab
Allah kepada Firaun dan pengikutnya ada dalam Al-Quran Surat Al-Araaf ayat
130-131.
وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya:
130. “Dan
Sesungguhnya kami Telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran”
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
131. “Kemudian apabila datang kepada mereka
kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah Karena (usaha) kami". dan
jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa
dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, Sesungguhnya kesialan mereka itu
adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui” (QS.
Al-Araaf ayat 130-131).
Dalam ayat
133-134 Surat Al-A”raaf dijelaskan tentang azab Allah kepada kaum Firaun.
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ
Artinya:
133. “Maka kami
kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah[558] sebagai
bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum
yang berdosa”.
وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيْهِمُ الرِّجْزُ قَالُوا يَا مُوسَى ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ ۖ لَئِنْ كَشَفْتَ عَنَّا الرِّجْزَ لَنُؤْمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرْسِلَنَّ مَعَكَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
134. “Dan
ketika mereka ditimpa azab (yang Telah diterangkan itu) merekapun berkata:
"Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan)
kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu[559]. Sesungguhnya jika kamu
dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu
dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu" (QS.
Al-Araaf ayat 133-134).
[558] Maksudnya: air minum mereka beubah menjadi
darah.
[559] Maksudnya: Karena Musa a.s. Telah dianugerahi
kenabian oleh Allah, sebab itu mereka meminta dengan perantaraan kenabian itu
agar Musa a.s.memohon kepada Allah.
Allah menghilangkan azab mereka. Namun, mereka mengingkari janji mereka.
فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الرِّجْزَ إِلَىٰ أَجَلٍ هُمْ بَالِغُوهُ إِذَا هُمْ يَنْكُثُونَ
Artinya:
135. “Maka
setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka
sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya” (QS.
Al-Araaf ayat 135).
Sikap Firaun Yang Angkuh
Firaun risau dengan pernyataan Nabi Musa bahwa ada tuhan yang lain
selain dia. Ia menganggap dirinya sebagai tuhan. Rakyatnya diminta menyembah
dirinya. Kemudian, ia mengumpulkan rakyatnya. Dia antara yang hadir terdapat
Haman. Haman adalah salah seorang menteri Firaun. Firaun memerintahkan kepada
Haman, “Aku ingin kau membangun bangunan tinggi pencakar langit. Tingginya
harus mencapai pintu-pintu langit. Aku akan naik dan melihat wajah Tuhannya
Musa. Bukankah Tuhannya Musa berada di atas langit?”. Haman menyanggupinya. Ia
mengumpulkan ribuan tukang batu dan tukang kayu.
Pada akhirnya, bangunan telah selesai dibangun. Puncak bangunan
tidak kelihatan karena sangat tinggi. Firaun pun segera naik di bagian puncak
yang paling tinggi. Di tempat itu. ia mengarahkan anak panahnya ke langit.
Dengan izin Allah, anak panah jatuh di hadapan Firaun. Anak panahnya berlumuran
darah karena sebelumnya telah dicelupkan ke dalam darah. Firaun menyombongkan
diri dan berkata. “Lihatlah, aku telah membunuh Tuhannya Musa.”
Firaun memandang baik perbuatan buruknya. Semua tipu dayanya akan
membawa kerugian. Kisah ini diceritakan dalam Surat Al-Mukmin ayat 36-37.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ
Artinya:
36.“Dan
berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang
Tinggi supaya Aku sampai ke pintu-pintu”,
أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا ۚ وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ ۚ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ
37.“(yaitu)
pintu-pintu langit, supaya Aku dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya Aku
memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang
baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan
tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian” (QS. Al-Mu’min ayat 36-37).
Firaun
merupakan Penguasa Zalim
وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ
Artinya:
“Dan
sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya
dia termasuk orang-orang yang melampaui batas “ (Yunus: 83).
Fir’aun adalah
Penguasa zalim yang namanya diabadikan dalam al-Qur’an oleh Allah
SWT. Karena kezhalimannya sebagai Pemimpin hingga mengaku sebagai Tuhan,
akhirnya ia ditenggelamkan Allah. Tak hanya itu, Bangkainya menjadi awet sampai
sekarang dan menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya. Ada pelajaran yang
dapat diambil manusia sesudahnya, Jangan berlaku zalim ketika jadi
Pemimpin.
Kisah Firaun dalam kutipan ayat dimaksud adalah
gambaran sosok Pemimpin zalim yang Allah murkai. Dalam diri
Fir’aun terakumulasi semua sifat dan juga sikap yang merusak. Sikap
sewenang-wenang yang melampaui batas adalah karakter merusak. Kesombongan,
keangkuhan meliliti jiwanya.
Allah berfirman :
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَىٰ
Artinya:
“Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan
tidak memberi petunjuk “ (Thaha : 79).
Penguasa yang
zalim yang Allah murka akan memiliki pemikiran pendek dan picik.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran tentang Fir’aun:
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ
Artinya:
“Dan
berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami” (Al-Qashash :
39).
Singkat cerita,
Nabi Musa AS berdoa kepada Allah SWT untuk membinasakan Fir’aun Si
Penguasa yang Zalim dan bala tentaranya dengan diaminkan oleh Nabi Harun AS.
Kemudian Allah SWT mengabulkan doa keduanya.
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَىٰ أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Artinya:
88.”Musa berkata: "Ya Tuhan kami,
Sesungguhnya Engkau Telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya
perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami - akibatnya
mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah
harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, Maka mereka tidak beriman
hingga mereka melihat siksaan yang pedih."
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
89.”AlIah berfirman: "Sesungguhnya Telah
diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan
yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang
tidak Mengetahui". (QS. Yunus: 88-89)
Fir’aun sebagai
Pemimpin yang angkuh dihinakan oleh Allah. Atas petunjuk Allah SWT, Nabi
Musa AS pergi meninggalkan kota Memphis menuju ke Laut Merah. Fir’aun dan bala
tentara menyusul dari belakang. Setibanya di tepi Laut Merah, Allah
perintahkan kepada Musa ‘alaihi salam untuk memukulkan tongkatnya ke laut,
secepat kilat laut pun terbelah, bukan surut. Seketika itu juga, Nabi Musa dan
pengikutnya menyeberang lautan yang terus terbelah sampai mereka semua
selamat tiba di seberang. Setelah itu laut menutup menenggelamkan sang raja
besar yang sombong.
Bani Israil Meninggalkan Mesir
Pada masa pemerintahan Firaun, kaum Bani Israel telah menjadi
pengikut Nabi Musa. Mereka percaya bahwa nabi Musa adalah utusan Allah. Firaun
sangat tidak senang dengan keadaan demikian. Oleh karena itu, Firaun
berkeinginan menghancurkan kaum Bani Israel dan Nabi Musa. Nabi Musa dan kaum
bani Israel merencanakan untuk pergi meninggalkan negeri Mesir. Pada suatu
malam, mereka berkumpul di suatu tempat yang telah ditentukan. Mereka pergi
meninggalkan tanah Mesir menuju ke negeri Palestina. Mereka pergi secara
diam-diam karena khawatir diketahui oleh Firaun dan tentaranya.
Bani Israel melewati padang pasir hingga sampai ditepi laut.
Sementara itu, tentara Firaun melakukan pengejaran kepada mereka. Bani Israel
kebingungan karena mereka tidak tahu cara untuk menyeberangi lautan. Bala
tentara Firaun semakin dekat dengan kaum Bain Israel. Kaum bani Israel
dalam kondisi mulai panik. Mereka marah dan menyesal telah menjadi pengikut
Nabi Musa. Salah seorang pengikut Musa mengatakan bahwa mereka
benar-benar akan tersusul oleh tentara Firaun. Kemudian, nabi Musa berkata,
“Kita tidak akan tersusul.
Sesungguhnya Tuhanku besertaku. Allah akan memberi petunjuk
kepadaku. Perjalanan kita ini diperintahkan oleh Allah kepadaku. Dialah yang
akan menyelamatkan kita.
فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
Artinya:
61.”Maka
setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul".
قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
62.”Musa
menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku" (QS. Asy-Syau’ara ayat
61-62).
Kematian Firaun
Mereka terlihat panik karena tentara Firaun semakin dekat dengan
mereka. Dalam kondisi yang genting itu. Allah memerintahkan Nabi Musa untuk
segera memukulkan tongkatnya ke laut. Setelah memukulkan tongkatnya,
terbelahlah lautan hingga terbentuk dua belas lorong yang lurus. Kaum Bani
Israel segera berlari di jalan tersebut menuju seberang laut. Melalui jalan itu
juga, Firaun dan tentaranya mengejar mereka.
Nabi Musa dan kaum Bani Israel telah sampai di seberang laut.
Sementara itu, Firaun dan tentaranya masih berada ditengah laut. Pada saat
itulah, Allah memerintahkan laut untuk kembali pada keadaan semula. Firaun dan
tentaranya pun tenggalam. Firaun menjadi lemas. Ia berkata, “Saya percaya bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya
termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Namun Allah telah
menutup pintu tobat bagi Firaun. Firaun mati lemas di tengah laut.
Menurut ahli sejarah, jasad Firaun terdampar dipantai dan ditemukan
oleh orang-orang Mesir. Jasadnya dibalsem dan masih utuh hingga sekarang.
Kisah kematian Firaun diantaranya dalam Surat Yunus ayat 90-92.
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya:
90.”Dan kami
memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan
bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila
Fir'aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya
termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
91.”Apakah
sekarang (baru kamu percaya), padahal Sesungguhnya kamu Telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
92.”Maka pada
hari Ini kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami” (QS.
Yunus ayat 90-92)
[704]
yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah
Fir'aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang
Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium
Mesir, Berhias, atau bepergian, atau menerima pinangan.
Kaum Bani Israil Tidak
Bersyukur
Nabi Musa dan kaum Bani Israel telah selamat dari kejaran Firaun
dan tentaranya. Mereka berada di seberang lautan. Selanjutnya, mereka
melanjutkan perjalanan. Dalam Surat Al-A”raaf ayat 38 dikisahkan bahwa dalam
perjalanan kaum Bani Israel melihat sekelompok orang yang menyembah berhala.
Kemudian mereka meminta Nabi Musa membuat patung berhala. Nabi Musa menjawab, “Sungguh kamu orang-orang yang bodoh. Pantaskah aku
mencari tuhan untukmu selain Allah, padahal Allah yang telah melebihkanmu dari
umat yang lain.”
قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ فِي النَّارِ ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰ إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَٰؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَٰكِنْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
38. Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian
ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang Telah terdahulu sebelum
kamu. setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk Kawannya
(menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang
yang masuk kemudian[538] di antara mereka kepada orang-orang yang masuk
terdahulu[539]: "Ya Tuhan kami, mereka Telah menyesatkan kami, sebab itu
datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah
berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan
tetapi kamu tidak Mengetahui" (QS.
Al-‘Araaf ayat 38)
Pada saat mereka sampai di Gunung Sinai, mereka kepanasan. Allah
pun menciptakan awan. Dengan demikian, mereka dapat terlindung dari panas
matahari. Allah juga memberikan makanan kepada mereka saat persediaan makanan
mereka telah habis. Ketika air telah habis, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa
untuk memukulkan tongkatnya pada batu. Air pun keluar dari batu tersebut.
Allah telah memberikan karunia yang melimpah pada kaum Bani Israel.
Namun, mereka belum merasa puas. Mereka menginginkan makanan yang lain.
Kemudian, Nabi Musa menyindir mereka dengan berkata, “Pergilah ke Mesir !
Disana kamu akan mendapatkan apa yang kalian inginkan.”
Al-Quran mengisahkan nikmat Allah yang diberikan kepada kaum bani
Israel. Di antaranya adalah dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 57, “dan Kami
naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “Manna” dan “salwa”.
Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah kami berikan kepadamu dan
tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri
mereka sendiri.” Manna adalah makanan manis sejenis madu, sedangkan Salwa
adalah burung sebangsa burung puyuh.
Demikianlah kaum Bani Israel yang tidak bersyukur dan tidak
bersabar. Sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Allah tidak memerlukan
syukur dari hamba-hamba-Nya.
Source: |
1. http://iswahyudi-wahyu.top/2016/09/kisah-sejarah-firaun.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Firaun
3. http://dunia-nabi.blogspot.co.id/2015/04/kisah-azab-firaun-dan-pengikutnya.html
4. http://webislami.com/kisah-firaun/