Pemimpin dan Syarat-Syaratnya |
Kepemimpinan itu adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi orang
lain agar mau bekerja sama menuju satu tujuan tertentu sebagaimana diinginkan
bersama.
Dalam Islam istilah pemimpin disebut dengan beberapa istilah
seperti: Imam, wali, ulil amri, amirul mukminin, amir, khalifah, dan ro’is
(mungkin masih ada yang lain). Dalam salah satu hadits, Rasulullah bersabda,
“Setiap kamu adalah pemimpin (ro’is) dan
masing-masingnya akan ditanyakan tentang tanggungjawabnya tentang apa yang
dipimpinya. Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanyakan
tentang apa yang dia pimpin. Dan pembantu (pelayan) juga pemimpin dalam
mengawasi harta majikannya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia pimpin.” (HR. Bukhori).
Dari hadits ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
pemimpin itu sebagai berikut:
Setiap orang yang mengurus urusan umat Islam dan tugas itu
dijalankannya dengan penuh tanggungjawab. Jadi siapapun juga orangnya asal dia
beragama Islam dan bertugas mengurus urusan umat Islam, formal atau informal
menjabat atau tidak, kalau tugas itu dilakukan dengan penuh tanggungjawab
kepada Allah maka dia dapat digolongkan sebagai seorang pemimpin. Untuk jelasnya
berikut ini akan disebutkan syarat-syarat seorang dapat disebut pemimpin dalam
Islam,
Allah berfirman,
إِنَّمَا
وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُمۡ رَٰكِعُونَ ٥٥
“Sesungguhnya
penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS. Al-Maidah: 55).[1]
أَلَآ
إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ(62) .
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus: 62)
وَقَالَ
لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَكُمۡ طَالُوتَ مَلِكٗاۚ قَالُوٓاْ
أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ
وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةٗ مِّنَ ٱلۡمَالِۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ
وَزَادَهُۥ بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ مَن
يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ(247) .
“Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami,
padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun
tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata:
"Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang
luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 247).[2]
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ
أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرٗا(58) .
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”
(QS. An-Nisa’: 58).[3]
Dari keempat ayat diatas jelaslah bagi kita syarat seorang
dapat diangkat menjadi pemimpin, sebagai berikut:
1.
Beriman dalam pengertian beragama Islam. Karena bagaimanapun
juga Islam adalah agama yang merupakan rahmat bagi alam semesta, bukan cuma rahmat
bagi orang Islam.
2.
Menegakkan shalat dalam pengertian shalat seperti berjamaah
ke masjid, dikerjakan diawal waktu, bersih hati dan fisik serta mengikuti rukun-rukunnya,
termasuk kekhusyukannya.
3.
Menunaikan zakat (fitrah atau maal) merupakan lambang
mengasihi sesama.
4.
Tawadhu sehingga mampu dan mau mendengarkan kritik dan saran.
5.
Tidak takut terhadap siapapun dan dari apapun, apakah takut
kepada setan, takut kepada penjara, takut miskin, sehingga korupsi dan
sebagainya.
6.
Tidak “cengeng” alias tahan ujian, baik berupa kesenangan
maupun kesengsaraan hidup.
7.
Berilmu dan luas, memiliki wawasan dengan demikian keputusan
dan tindakan yang diambilnya bersikap adi, luwes dan bijaksana.
8.
Fisiknya kuat sehingga memungkinkannya dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menjadi suri tauladan bagi
umatnya dan bawahannya.
9.
Ahli dan memang berbakat untuk jabatan itu, sehingga masalah
yang dihadapinya bukan dianggap sebagai beban malah dianggapnya suatu tugas
yang mengasyikkan dan menantang.
10.
Amanah, dalam pengertian mau menjalankan tugas yang
diembankan kepadanya sekuat kemampuannya.
11.
Adil dalam menetapkan hukum diantara manusia. Sekalipun merugikan
diri sendiri dia tidak khawatir, kalau memang harus demikian keputusannya.
Dari beberapa
persyaratan diatas memang seharusnya ada. Bagaimana bila tidak ada yang
memenuhi persyaratan tadi? Maka prinsip dalam pengambilan keputusan memilih
yang maksimal dari yang minimal dapat dilakukan, yakni memilih yang terbaik
diantara yang ada tetapi, tetap memperhatikan beberapa persyaratan diatas. Karena
Al-Qur’an juga mengajarkan kepada kita dengan menyebut minkum, yang
berarti diantara kamu sekalian. Misal, bila semua orang buta maka salah seorang
yang dapat melihat sedikit saja dapat dipilih sebagai pimpinan diantara mereka.
Karena dalam kondisi sejelek apapun juga menurut Islam, salah seorang harus
dimunculkan sebagai pemimpin yang akan mengatur kelompok itu. Dan anggota
kelompok itu harus taat kepada pemimpin yang terpilih bagaimanapun keadaannya,
kecuali apabila diminta berbuat maksiat.
Apabila pemimpin
menyuruh kepada perbuatan maksiat, maka anggota kelompok tidak wajib mentaati
perintahnya.[4]
Baca Juga Selanjutnya:
> Kepemimpinan Dalam Islam
> Pengertian Pemimpin dan Syarat-Syarat Jadi Pemimpin
> Hal-Hal Penting Agar Kepemimpinan Berjalan Baik dan Efektif
> Yang Tidak Dapat Menjadi Pemimpin
> Batas-Batas Ketaatan Kepada Pemimpin
> Bolehkah Wanita Jadi Pimpinan Umat (Pemimpin)
> Peringatan untuk Pemimpin dan Memilih Pemimpin
> Pengertian Pemimpin dan Syarat-Syarat Jadi Pemimpin
> Hal-Hal Penting Agar Kepemimpinan Berjalan Baik dan Efektif
> Yang Tidak Dapat Menjadi Pemimpin
> Batas-Batas Ketaatan Kepada Pemimpin
> Bolehkah Wanita Jadi Pimpinan Umat (Pemimpin)
> Peringatan untuk Pemimpin dan Memilih Pemimpin