Saturday 16 January 2016

OBJEK PEMBAHASAN DAN TUJUAN MEMPELAJARI ‘ULUMUL QUR’AN

Objek Pembahasan dan Tujuan Mempelajari 'Ulumul Qur'an
Oleh: Jamiatul Husnaini, Leni Apriani & Litundzira


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang membahas mengenai semua aspek yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang memuat aspek ilmu Asbabun Nuzul, Nasikh-Mansukh, ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah, Muhkam-Mutasyabih, dan sebagainya.
Dalam ‘Ulumul Qur’an terdapat banyak objek pembahasan yang dipelajari dan dikaji agar umat Muslim lebih memahami Al-Qur’an serta dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman hidup yang Kaffah, Syamil dan Mutakamil. Objek-objek pembahasan itu dikaji oleh para Ulama, sehingga menghasilkan suatu disiplin ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia.
Objek-objek pembahasan yang terdapat dalam ‘Ulumul Qur’an adalah sebagai berikut: Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an, Ilmu Tajwid, Ilmu Mawathin An-nuzul, Ilmu Tawarikh An-Nuzul, Ilmu Asbab An-Nuzul, Ilmu Qira’at, Ilmu Gharib Al-Qur’an, Ilmu I’rab Al-Qur’an, Ilmu Wujuh wa An-Nazha’I, Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih, Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, Ilmu Badai’u Al-Qur’an, Ilmu I’jaz Al-Qur’an, Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, Ilmu Aqsam Al-Qur’an, Ilmu Amtsal Al-Qur’an dan Ilmu Jadal Al-Qur’an.
Objek-objek pembahasan tersebut akan dibahas dalam makalah ini secara rinci, begitupun mengenai tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an. ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu yang sangat urgen untuk dipelajari, oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan dan pemahaman dalam mempelajarinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan di atas, Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini, yaitu:
1.      Apa Pengertian ‘Ulumul Qur’an?
2.      Apa sajakah objek-objek pembahasan yang dipelajari dalam ‘Ulumul Qur’an?
3.      Apa tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an?


BAB II
PEMBAHASAN
OBJEK PEMBAHASAN DAN TUJUAN MEMPELAJARI ULUMUL QUR’AN

A.    Pengertian Ulumul Qur’an
Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu ’Ulum dan “Al-Qur’an”. Kata ‘Ulum adalah bentuk jamak dari kata “’Ilmu” yang artinya ilmu atau sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema atau tujuannya. Sedangkan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril, yang lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanyabernilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis dalam mushaf, mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas.[1] Dengan demikian, secara bahasa, ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu (pembahasan-pembahasan) yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
Adapun definisi ‘Ulumul Qur’an secara Istilah, para ulama memberikan redaksi yang berbeda-beda, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
1.      Menurut Manna’ Al-Qaththan:[2]
اَلْعِلْمُ الَّذِيْ يَتَنَاوَلُ الْاَبْحَاثَ الْمُتَعَلِّقَةَ بِالْقُرْآنِ مِنْ حَيْثُ مَعْرِفَةِ اَسْبَابِ النُّزُوْلِ وَجَمْعِ الْقُرْآنِ وَتَرْتِيْبِهِ وَمَعْرِفَةِ الْمَكِّيِّ وَالْمَدَنِيِّ وَالنَّا سِخِ وَالْمَنْسُوْخِ وَالْمُحْكَمِ وَالْمُتَشَا بِهِ اِلَى غَيْرِ ذَالِكَ مِمَّا لَهُ صِلَةٌ بَالْقُرْآنِ
Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi informasi tentang Asbabun Nuzul, kodifikasi dan tertib penulisan Al-Qur’An, ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah, Nasikh-Mansukh, Muhkam-Mutasyabih, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an”.
2.      Menurut Az-Zarqani:[3]
مَبَاحِثُ تَتَعَلُّقُ بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ مِنْ نَاحِيَةِ نُزُوْلِهِ وَتَرْتِيْبِهِ وَجَمْعِهِ وَكِتَابَتِهِ وَقِرَاءَتِهِ وَتَفْسِيْرِهِ وَاِعْجَازِهِ وَنَاسِخِهِ وَمَنْسُوْخِهِ وَدَفْعِ الشُّبَهِ عَنْهُ وَنَحْوِ ذَالِكَ
Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, Nasikh, Mansukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.”
3.      Menurut Abu Syahbah:[4]
عِلْمٌ ذُوْمَبَاحِثَ تَتَعَلَّقُ بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ مِنْ حَيْثُ نُزُوْلِهِ وَتَرْتِيْبِهِ وَكِتَابَتِهِ وَجَمْعِهِ وَقِرَاءَتِهِ وَتَفْسِيْرِهِ وَاِعْجَازِهِ وَنَاسِخِهِ وَمَنْسُوْخِهِ وَمُحْكَمِهِ وَمُتَشَابِهِهِ اِلَى غَيْرِ ذَالِكَ مِنَ الْمَبَاحِثِ الَّتِيْ تُذْكَرُ فِى هَذَا الْعِلْمِ
“Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, Nasikh-Mansukh, Muhkam-Mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.”
B.     Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an
M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an terdiri dari enam hal pokok berikut;[5]
1. Persoalan Turunnya Al-Qur’an
Ø  Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an (Auqat Nuzul wa Mawathin An-Nuzul)
Ø  Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (Asbabun Nuzul)
Ø  Sejarah turunnya Al-Qur’an (Tarikh An-Nuzul)
2. Persoalan Sanad (rangkaian para periwayat)
Ø  Riwayat Mutawatir
Ø  Riwayat Ahad
Ø  Riwayat Syadz
Ø  Macam-macam Qira’at Nabi
Ø  Para perawi dan penghapal Al-Qur’an
Ø  Cara-cara penyebaran riwayat
3. Persoalan Qira’at (cara pembacaan Al-Qur’an)
Ø  Cara berhenti (waqaf)
Ø  Cara memulai (ibtida’)
Ø  Imalah
Ø  Bacaan yang dipanjangkan (mad)
Ø  Meringankan bacaan hamzah
Ø  Memasukkan bunyi huruf yang sukun atau tanwin kepada bunyi sesudahnya (idgham)
4. Persoalan Kata-kata Al-Qur’an
Ø  Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
Ø  Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya (mu’rab)
Ø  Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonim)
Ø  Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
Ø  Isti’arah
Ø  Penyerupaan (tasybih)
5. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan Hukum
Ø  Makna global (Mujmal)
Ø  Makna yang diperinci (Mufashshal)
Ø  Nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan (Muhkam)
Ø  Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya (Mutasyabih)
Ø  Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri (Musykil)
Ø   Ayat yang menghapus dan dihapus (Nasikh-Mansukh)
Ø  Yang didahulukan (Muqaddam)
Ø  Yang diakhirkan (Mu’akhakhar)
6. Persoalan Makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur’an
Ø  Berpisah (Fashl)
Ø  Bersambung (Washl)
Ø  Uraian singkat (I’jaz)
Ø  Uraian panjang (Ithnab)
Ø  Uraian seimbang (Musawah)
Ø  Pendek (Qashr)

C.    Objek Pembahasan Ulumul Qur’an
Diantara objek pembahasan ‘Ulumul Qur’an adalah sebagai berikut:[6]
1.      Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an yaitu ilmu-ilmu yang menerangkan tata cara atau aturan-aturan dan kesopanan dalam pembacaan Al-Qur’an.
2.      Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara-cara membaca Al-Qur’an, tempat memulai, atau tempat berhenti (Waqaf).
3.      Ilmu Mawathin An-nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat, musim, awal dan akhir turun ayat.
4.      Ilmu Tawarikh An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan masa dan urutan turun ayat , satu demi satu hingga akhir turunnya dan tertib turun surat dengan sempurna.
5.      Ilmu Asbab An-Nuzul, yaitu ilmu yang mepelajari sebab-sebab turun ayat.
6.      Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang menerangkan ragam Qira’at (pembacaan Al-Qur’an) yang telah diterima Rasulullah SAW.
7.      Ilmu Gharib Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan kata-kata yang halus, tinggi dan pelik.
8.      Ilmu I’rab Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan harakat Al-Qur’an dan kedudukan sebuah kata dalam kalimat.
9.      Ilmu Wujuh wa An-Nazha’ir, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna lebih dari satu.
10.  Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dipandang Muhkam dan yang dipandang Mutasyabih.
11.  Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang Mansukh oleh sebagian mufassir.
12.  Ilmu Badai’u Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan keindahan susunan bahasa al-qur’an dari sudut kesusasteraan, keanehan-keanehan dan ketinggian Balaghahnya.
13.  Ilmu I’jaz Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-Qur’an sehingga dipandang sebagai suatu mukjizat dan dapat melemahkan  penantang-penantangnya.
14.  Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
15.  Ilmu Aqsam Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah allah yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
16.  Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan-perumpamaan Al-Qur’an, yakni menerangkan ayat-ayat perupamaan yang dikemukakan Al-Qur’an.
17.  Ilmu Jadal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan macam-macam, bentuk-bentuk dan cara-cara perdebatan dan bantahan yang telah dihadapkan Al-Qur’an kepada segenap kaum musyrikin dan kelompok lainnya yang tidak menerima kebenaran.

D.    Tujuan Mempelajari Ulumul Qur’an
Tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an yaitu:
1.      Mengetahui segala persoalan seputar Al-Qur’an.
2.      Memahami kalam Allah sejalan dengan keterangan Rasulullah Saw., para Sahabat dan Tabi’in.
3.      Mengetahui metode yang digunakan oleh para penafsir dalam menafsirkan Al-Qur’an dan mengenal sosok mereka.
4.      Mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
5.      Membantah Orientalis, Atheis dan setiap orang yang berusaha merusak kemurnian Al-Qur’an.[7]


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan rinci tentang objek pembahasan dan tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an di atas, dapat disimpulkan:
Ø  ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu-ilmu yang membahas dan mempelajari Al-Qur’an dengan lebih mendalam, mulai dari cara penulisan, kodifikasi, Asbabun Nuzul, ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah, Nasikh-Mansukh, Muhkam-Mutasyabih, dan sebagainya.
Ø  Objek pembahasan ‘Ulumul Qur’an meliputi: Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an, Ilmu Tajwid, Ilmu Mawathin An-nuzul, Ilmu Tawarikh An-Nuzul, Ilmu Asbab An-Nuzul, Ilmu Qira’at, Ilmu Gharib Al-Qur’an, Ilmu I’rab Al-Qur’an, Ilmu Wujuh wa An-Nazha’I, Ilmu Ma’rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih, Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, Ilmu Badai’u Al-Qur’an, Ilmu I’jaz Al-Qur’an, Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, Ilmu Aqsam Al-Qur’an, Ilmu Amtsal Al-Qur’an dan Ilmu Jadal Al-Qur’an.
Ø  Tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an:
ü  Mengetahui segala persoalan seputar Al-Qur’an.
ü  Memahami kalam Allah sejalan dengan keterangan Rasulullah Saw., para Sahabat dan Tabi’in.
ü  Mengetahui metode yang digunakan oleh para penafsir dalam menafsirkan Al-Qur’an dan mengenal sosok mereka.
ü  Mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
ü  Membantah Orientalis, Atheis dan setiap orang yang berusaha merusak kemurnian Al-Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah. 1992. Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur’an Al-Karim. Maktabah Al-Sunnah. Kairo. 1992.
Manna’ Al-Qaththan. 1973. Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Mansyurat Al-‘Ashr Al-Hadits, ttp.
Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Al-Zarqani, Manhil Al-‘Irfan, Dar Al-Fikr, Bairut, t.t.
T.M. Hasbie Ash-Shiddieqy. 1994.  Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Bulan Bintang.
Halimatussa’diyah. 2006.  ’Ulumul Qur’an. Palembang: Raden Fatah Press, 2006.




[1]كَلَامُ اللهِ (مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ) الْمُعْجِزُ بِتِلاَوَتِهِ الْمَنْقُوْلُ بِالتَّوَاتُرِ الْمَكْتُوْبُ فِى الْمَصَا حِفِ مِنْ اَوَّلِ سُوْرَةِ الْفَاتِحَةِ اِلَى آخِرِ سُوْرَةِ النَّاسِ
 Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur’an Al-Karim, (Kairo: Maktabah Al-Sunnah, 1992), hlm. 18-20.
[2] Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Mansyurat Al-‘Ashr Al-Hadits, ttp., 1973, hlm. 15-16.
[3] Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Al-Zarqani, Manhil Al-‘Irfan, Dar Al-Fikr, Bairut, t.t., jilid I, hlm. 27.
[4] Syahbah, op. cit., hlm. 25.
[5] Hasbie Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: bulan bintang,1994), hlm. 100-102.
[6] Hasbie Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 102-107.
[7] Halimatussa’diyah, ’Ulumul Qur’an, (Palembang: Raden Fatah Press, 2006), hlm.35-36.

#makalah_prodi_perbandingan mazhab dan hukum_angkatan2012 2016_syariahdanhukum_UIN_Raden_fatah_palembang
loading...