Pengaruh Zakat Terhadap Tegaknya Jiwa Umat foto: http://www.islamicity.org |
Pertanyaan
Bagaimana
pengaruh zakat terhadap tegaknya jiwa umat?
Jawaban
Zakat mempunyai sasaran dan dampak dalam menegakkan akhlak mulia
dan dilaksanakan oleh umat Islam serta dalam memelihara roh dan nilai yang
ditegakkan oleh umat, dibangun dengan kesadaran dan dibedakan dengan
kepribadian. Tegaknya umat ditentukan oleh tegaknya nilai-nilai rohani, bukan
nilai-nilai materi atau nilai-nilai jasmani. Tidak aka nada harganya dan tidak
akan tegak membina umat tanpa tegaknya nilai-nilai rohani. Zakat dalam
penegakan nilai-nilai rohani ibarat makan dan minum dalam timbangan jasmani.
Dalam menegakkan nilai-nilai rohani umat tersebut, Islam telah menegakkan tiga
prinsip dasar, sebagaimana diisyaratkan oleh ayat mustahiq zakat.
a. Prinsip
pertama
Menyempurnakan kemardekaan setiap individu mayarakat. Dalam hal ini
ada nash yang mewajibkan untuk memardekakan budak dari penghambaan antara
sesame manusia. Hal ini merupakan syariat pertama yang diketahui manusia dalam
memardekakan budak belian dengan mewajibkan kaum muslimin mengeluarkan sebagian
harta mereka untuk keperluan tersebut, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Taubah: 60)
Memardekakan budak dalam ayat tersebut juga mencakup untuk
melepaskan muslim yang ditawan orang-orang kafir.
b. Prinsip
kedua
Membangkitkan semangat pribadi dan nilai-nilai kemanusiaan dalam
menyerahkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyrakat, baik mental ataupun materil
atau menolak sesuatu yang buruk yang dikhawatirkan akan terjadi. Hal ini
dimungkinkan karena setiap manusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan yang
tidak ada batasnya dalam mencintai kebaikan serta mempersiapkan diri dalam
pengabdian yang bervariasi kepada masyarakat. Misalnya, anugrah akal. Allah
SWT. Tidak memberikan batasan padanya, tetapi menjadikannya untuk merealisasi
esensinya agar dapat melaksanakan tugasnya dalam kehidupan. Dengan demikian,
menjadi suatu kewajiban untuk memperkuat posisi akal dan memunculkan potensinya
yang tersebunyi agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam kehidupan
ini. Setiap individu manusia harus mendapat perlakuan itu, bahkan lebih berhak
dan lebih utama, bukan agar ia menghasilkan sesuatu kemuliaan dalam kehidupan saja,
melainkan agar hal itu menjadi jalan dalam melahirkan orang-orang yang
mempunyai kemampuan tertentu sehingga menghasilkan sesuatu bagi masyarakat.
Cukuplah kemuliaan dalam kehidupan ini yang bisa menjadi motivasi
untuk berbuat baik, ditambah kecintaan dan kebaikan dari jiwa yang terang dan
fitrah yang tinggi nilainya. Semua itu akan mengangkat harkat dan nilai hidup
manusia. Inilah yang dikehendaki Allah dalam menciptakan hidup dan kehidupan
manusia. Kaum muslimin mempunyai kewajiban untuk mempersiapkan kemampuan-kemampuan
tersebut pada setiap pribadi umatnya agar produktif dan berkembang, bukannya
ditinggalkan, dilemahkan keyakinannya, dan dipadamkan sumbernya. Akan tetapi,
untuk mencapai semua itu terkadang seseorang harus mengorbankan seluruh hartanya
sehingga ia tidak memiliki apa-apa, bahkan terpaksa harus berhutang. Orang yang
mempunyai hutang untuk kepentingan itu menjadi tanggungan kaum muslimin. Inilah
yang dimaksud Islam dan ditetapkan Allah pada ayat zakat dengan gharimin
(orang yang berhutang).
c. Prinsip
ketiga
Memelihara akidah dan pendidikan. Maksudnya untuk menyucikan
dasar-dasar fitrah manusia, terutama untuk menghubungkan manusia dengan Allah,
memberikan pandangan kepada seseorang tentang hakikat tujuan hidupnya, dan
tentang kehidupan akhiratnya (yang pasti akan kembali).
Ayat mustahiq zakat, “untuk jalan Allah” maksudnya
untuk perang dan pertahanan, yakni mempersiapkan pasukan. Pertahanan dan jihad
dalam Islam pada dasarnya untuk mempertahankan akidah dan membela agama-Nya,
bukan semata masalah ekonomi atau materi, bukan pula jihad untuk membela tanah
air sambil memutuskan hubungan dengan Allah.
Dengan memelihara ketiga prinsip tersebut, zakat berfungsi untuk
menetapkan nilai yang tinggi dan nilai maknawi yang asasi, yang harus dipelihara
oleh masyarakat Islam, bahkan harus ditegakkan. Dengan ini pula akan
terealisasi suatu kesempurnaan dan saling tanggung dalam kehidupan Islam pada
semua aturan. Meskipun secara lahiriah, zakat merupakan aturan materi saja,
tidak bisa dilepaskan dari akidah, ibadah, nilai dan akhlak, bahkan tidak bisa
dilepaskan dari politik dan jihad, dari problematika pribadi dan masyarakat,
serta dari hidup dan kehidupan.
Baca
Juga:::
> Apa tujuan zakat mal dan efeknya bagi si pemberi?
> Apa sasaran zakat dan dampaknya si penerima?
> Bagaimana pengaruh zakat terhadap tanggung jawab sosial?
> Apa tujuan zakat dari segi ekonomi?
> Bagaimana pengaruh zakat terhadap tegaknya jiwa umat?
> Apa tujuan zakat mal dan efeknya bagi si pemberi?
> Apa sasaran zakat dan dampaknya si penerima?
> Bagaimana pengaruh zakat terhadap tanggung jawab sosial?
> Apa tujuan zakat dari segi ekonomi?
> Bagaimana pengaruh zakat terhadap tegaknya jiwa umat?
Source:
Al-FurqonHasbi,
125 Masalah Zakat, (Solo: TigaSerangkai, 2008)
Dan Berbagai
Sumber …